Suara.com - Para ahli menemukan suatu alat yang bisa mengukur tingkat stres dan risiko depresi seseorang melalui kotoran telinga. Alat ini bernama Earwax yang bekerja dengan mengumpulkan sampel dari kotoran telinga untuk diuji di laboratorium.
Setelah para ilmuwan menerima sampel, mereka akan mengukur kadar hormon kortisol yang memicu stres melalui kotoran telinga tersebut.
Kortisol dikenal sebagai hormon yang dirancang untuk memberi tahu otak atau tubuh dalam kondisi bahaya. Hormon ini juga membantu mengatur tekanan darah dan membantu mengontrol tidur Anda.
Para ahli di University College London dan King's College London mengatakan bahwa kadar hormon yang tinggi bisa digunakan untuk mendeteksi depresi dan membantu dokter menyingkirkan penyakit lain.
Baca Juga: Langgar Protokol Kesehatan, 78 Lokasi Usaha di Medan Disanksi
Andres Herane-Vives, yang memimpin penelitian tersebut mengaku memiliki cara unik dalam mengukur kadar kortisol seseorang. Ia mengatakan kotoran telinga bisa menjadi indikator yang paling stabil.
"Kami tidak memiliki tes laboratorium untuk depresi. Tapi, kami berpikir bahwa depresi klasik, biologis dan melankolik berkaitan dengan peningkatan kortisol kronis. Kondisi ini berpotensi untuk membedakannya dari gangguan lain," jelas Andres dikutip dari The Sun.
Menurut Andres, kadar kortisol dalam kotoran telinga lebih stabil daripada bagian tubuh lain. Sehingga ia bisa mengambil sampelnya dan mengujinya dengan cepat, murah serta efektif.
Tapi, mengembangkan pengukuran hormon ini sulit karena kadar kortisol bisa berfluktuasi dengan cepat dan sulit untuk mengukurnya dalam jangka panjang.
Para ahli pun berharap metode tes ini bisa membantu para profesional medis memahami hubungan depresi dan kortisol. Apalagi tes ini hanya menggunakan alat seperti cotton bud, sehingga tidak terasa aneh bagi mereka yang ingin menjalaninya.
Baca Juga: CDC Sebut Ini adalah Waktu untuk Menguji OTG Virus Corona Covid-19