4 Peran Orangtua dalam Mengembangkan dan Menggali Potensi Anak

Jum'at, 06 November 2020 | 12:16 WIB
4 Peran Orangtua dalam Mengembangkan dan Menggali Potensi Anak
Ilustrasi ibu dan anak. (Pixabay/nastya_gepp)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Situasi pandemi turut memberikan tantangan tersendiri bagi para orangtua dalam menggali dan mengembangkan potensi dan bakat anak sejak dini.

Meski begitu, psikolog anak dan keluarga Vera Itabiliana menerangkan bahwa orangtua bisa memanfaatkan situasi sulit ini untuk mencari tahu potensi dan bakat anak, sehingga mereka bisa mengembangkannya bersama.

"Orangtua saat memiliki lebih banyak waktu bersama anak, sehingga lebih mudah dalam melakukan pemantauan, agar bisa sepenuhnya mendukung, sehingga potensi dan bakat anak bisa berkembang menjadi prestasi yang membanggakan," jelas dia dalam konferensi pers virtual 'Biskuat Academy', Kamis (5/11/2020).

Semua ini, lanjut Vera, terkait dengan beberapa peran penting orangtua dalam mendukung pengembangan potensi dan bakat anak. Apa saja peran tersebut?

Baca Juga: Cara Gali Potensi dan Bakat Anak di Masa Pandemi Covid-19

1. Pengamat
Peran orangtua yang pertama adalah untuk membantu menemukan potensi anak melalui observasi sehari-hari. Sebagai pengamat utama, orangtua akan lebih mudah menemukan potensi mereka ke arah mana.

2. Pemberi peluang dan kesempatan
Orangtua juga harus memberikan peluang pada anak untuk menemukan potensi dirinya. Misalnya dengan memaparkan berbagai pilihan, mulai dari olahraga, seni, hingga memasak.

3. Pendukung
Pemberian dukungan melalui atensi juga merupakan hal penting untuk anak dalam mengembangkan potensi dan bakatnya. Misalnya, selalu hadir dalam setiap pertandingan, membantu mereka menyusun jadwal, dan menjadi penyemangat utama anak.

4. Pendamping
Peran lainnya ialah menjadi pendamping ketika anak merasa kesulitan saat menekuni aktivitasnya. Vera menambahkan, orangtua harus menjadi orang yang berada di samping anak ketika ia merasa jenuh, down, atau kecewa karena lelah ataupun mengalami kekalahan.

"Ketika dia bosan, dengerin dulu. Terkadang anak cuma butuh didengerin, dipahami kalau dia nggak mood, mungkin dia capek atau kesal karena kalah melulu. Kalau dia sudah merasa diterima, bisa saja solusinya tuh dateng dari anak atau bisa dicari sama-sama," jelasnya.

Baca Juga: Ini Produk Anak yang Paling Diburu Orangtua Saat Pandemi Covid-19

Ia juga melanjutkan agar orangtua jangan melarang emosi anak. Biarkan dia menangis saat ingin menangis. Namun, ingatkan agar jangan merasa sedih terlalu lama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI