Peneliti Uji Coba Obat ADHD untuk Hentikan Kebiasaan Mendengkur, Berhasil?

Kamis, 05 November 2020 | 16:13 WIB
Peneliti Uji Coba Obat ADHD untuk Hentikan Kebiasaan Mendengkur, Berhasil?
Ilustrasi mendengkur. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mendengkur memang kondisi yang sulit untuk dikendalikan karena terjadi saat Anda tida sadar. Namun sebuah penelitian menunjukkan bahwa obat tertentu mungkin bisa meredakan dengkuran di malam hari.

Mendengkur sendiri umumnya merupakan akibat dari apnea tidur. Ketika seseorang tidur, otot-otot di jalan napas secara alami mengendur. Tetapi dalam kasus seseorang yang menderita sleep apnea, otot-otot ini mengalami masalah sehingga tidak mengendur secara alami.

Melansir dari India Today, pada tahun 2018 peneliti dari Brigham and Women's Hospital di Boston, Amerika Serikat (AS) melakukan penelitian terhadap 20 orang yang sering mendengkur. Mereka memberi para pendengkur tersebut dua obat berbeda, yakni atomoxetine dan oxybutynin.

Ilustrasi perempuan mendengkur. (Shutterstock)
Ilustrasi perempuan mendengkur. (Shutterstock)

Atomoxetine telah digunakan selama 20 tahun terakhir pada anak-anak yang menderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Sementara oxybutynin diberikan kepada pasien dengan inkontinensia urin. Obat ini mengurangi kejang pada otot yang mengontrol kandung kemih.

Baca Juga: Istirahat Kurang Maksimal, Bangun Tidur Tidak Semangat, Ini Penyebabnya

Karena mendengkur bisa berkaitan dengan otot, kedua obat tersebut diberikan karena dikenal dapat mengontrol otot. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi kedua obat tersebut memberikan peningkatan dalam mengurangi intensitas mendengkur. 

Atas studi tersebut, peneliti kemudian membuat obat baru yang merupakan kombinasi kedua obat tersebut, diberi kode AD109. Dalam hal ini, sebuah perusahaan AS sedang membuat obat tersebut dan uji klinis sedang disiapkan.

Meski begitu, para peneliti menegaskan bahwa kedua obat ini juga diketahui memiliki berbagai efek samping sehingga penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk menilai keamanannya.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI