Jurnal Allergy: Gejala Ringan Covid-19 Muncul dengan 7 Jenis, Apa Saja?

Kamis, 05 November 2020 | 11:17 WIB
Jurnal Allergy: Gejala Ringan Covid-19 Muncul dengan 7 Jenis, Apa Saja?
Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru dari para ilmuwan dan peneliti medis termasuk dari Medical University of Vienna, Austria mengklasifikasikan tujuh gejala ringan infeksi virus corona Covid-19. Penelitian ini telah diterbitkan pada jurnal Allergy.

Penelitian ini dipimpin oleh ahli imunologi Winfried F Pickl dan ahli alergi Rudolf Valenta. Keduanya berasal dari Pusat Patofisiologi, Infeksi, dan Imunologi, Medical University of Vienna.

Melansir dari Times of India, para peneliti mengumpulkan 109 pasien pulih Covid-19 dan 98 individu sehat sebagai kelompok kontrol. Dalam studi tersebut, mereka menemukan tujuh bentuk gejala berbeda pada pasien Covid-19 ringan.

Berikut tujuh gejala yang muncul pada pasien Covid-19 dengan gejala ringan, antara lain:

Baca Juga: Kepatuhan Turun saat Libur Panjang, Angka Covid-19 di Kota Bandung Melonjak

1. Gejala mirip flu disertai demam, menggigil, kelelahan dan batuk.

2. Gejala umum seperti flu dengan rinitis, bersin, tenggorokan kering dan hidung tersumbat, serta nyeri sendi dan otot.

3. Nyeri sendi dan otot.

4. Radang mata dan mukosa.

5. Gejala paru-paru seperti pneumonia dan sesak napas.

Baca Juga: 2 Petugas Medis Meninggal, Kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi Capai 4.711

6. Gejala gastrointestinal seperti diare, mual, dan sakit kepala.

7. Hilangnya indera penciuman dan pengecap atau perasa.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)

Menurut para peneliti, hilangnya penciuman dan rasa paling sering memengaruhi individu dengan sistem kekebalan yang cenderung masih baik.

"Ini berarti bahwa kami dapat dengan jelas membedakan secara sistemik dari bentuk spesifik penyakit primer Covid-19," kata Winfried F. Pickl.

Selain itu, peneliti juga mengklaim bahwa virus corona Covid-19 meninggalkan perubahan penting dalam sistem kekebalan bahkan setelah 10 minggu pertma kali didiagnosis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI