Tetapi pengobatan dengan laser lebih banyak dilakukan kepada pasien dewasa.
Sedangkan pengobatan moluskum pada anak-anak, menurut dokter Anthony, lebih sering menggunakan cairan kaustik.
Dokter Anthony menjelaskan, pada terapi laser, badan moluskum akan langsung dikeluarkan.
Tetapi dengan menggunakan cairan, titik moluskum itu akan dioleskan kemudian dalam jangka waktu tertentu akan bereaksi dan badan moluskum akan lepas dengan sendirinya.
Menurut Anthony, terapi dengan cairan itu jauh lebih aman bagi pasien anak-anak. Karena jika menggunakan terapi laser dikhawatirkan membuat trauma pada anak dan tidak mau dilakukan pengobatan lagi.
"Menentukan terapi harus ada beberapa hal baik pada anak atau dewasa. Status imun bagaimana, lokasi moluskum di mana, tentu juga kooperatif dari pasien. Dan dia harus tahu akan diperlakukan bagaimana," tuturnya.
"Contoh pada anak, kalau boleh milih sebenarnya lebih ingin leser supaya cepat dan penyembuhan tidak menyiksa. Tapi apakah mampu laksana? Untuk menjaga anak gak trauma, supaya mau berobat. Itu pertimbangan penting. Jadi paling baik buat anak, saya rasa pengobatan cairan," tambahnya.