Mengenal Hematoma Subdural, Perdarahan Otak yang Dialami Diego Maradona

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 04 November 2020 | 16:04 WIB
Mengenal Hematoma Subdural, Perdarahan Otak yang Dialami Diego Maradona
Legenda sepak bola Argentina Diego Maradona melambaikan tangan setelah ditunjuka sebagai pelatih baru klub Meksiko, Dorados. Pedro PARDO / AFP
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Diego Maradona, legenda hidup sepakbola Argentina, menjalani operasi besar karena kondisi hematoma subdural yang dialaminya.

Maradona yang saat ini berusia 60 tahun mengalami perdarahan dan penggumpalan darah di otak setelah sebelumnya mengalami dehidrasi dan anemia.

Dilansir Anadolu Agency, dokter mengatakan Maradona saat ini sukses menjalani operasi dan sudah sadar.

"Diego sudah bangun, dia sangat sehat. Dia memiliki sedikit drainase yang akan kita keluarkan besok. Dia menjalani operasi dengan sangat baik. Dia sudah sadar dan terjaga dan waktu dia dirawat di rumah sakit akan bergantung pada perkembangannya," kata dokter pribadinya, Leopoldo Luque.

Baca Juga: Operasi Otak Sukses, Ratusan Penggemar Dukung Kesembuhan Si Tangan Tuhan

Dokter mengatakan dia akan beristirahat di klinik di luar Buenos Aires setidaknya selama 48 jam.

Lalu, apa sebenarnya hematoma subdural yang mengancam nyawa Maradona?

Situs Hello Sehat menulis, hematoma subdural adalah kondisi di mana darah menumpuk di antara dua lapisan arachnoidal dan lapisan dura atau meningeal.

Kondisi ini dapat menjadi akut alias terjadi tiba-tiba, atau kronis alias muncul dengan perlahan. Hematoma (kumpulan darah) yang sangat besar atau akut dapat menyebabkan tekanan tinggi di dalam tengkorak.

Akibatnya, dapat terjadi kompresi dan kerusakan pada jaringan otak. Kondisi ini dapat membahayakan nyawa.

Baca Juga: Legenda Argentina Diego Maradona Dilarikan ke Rumah Sakit, COVID-19?

hematoma subdural umum terjadi pada orang dengan trauma di kepala, terutama pada anak-anak dan lansia.

Penyalahgunaan alkohol jangka panjang juga memiliki risiko lebih tinggi terhadap hematoma subdural akibat kecelakaan atau jatuh.

Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda dan gejala hematoma subdural

Gejala hematoma subdural tergantung pada seberapa serius cedera yang Anda alami, dan berapa ukuran serta lokasi hematoma. Gejala dapat segera muncul atau beberapa minggu setelah cedera. Beberapa orang terlihat baik-baik saja pertamanya (lucid interval) setelah cedera. Namun, tekanan pada otak kemudian dapat menyebabkan:

  • Kehilangan atau perubahan tingkat kesadaran
  • Muntah
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Disorientasi
  • Bicara melantur
  • Amnesia
  • Kejang
  • Perubahan kepribadian
  • Napas yang abnormal
  • Kesulitan berjalan
  • Kelemahan pada satu sisi tubuh.
  • Hematoma kronis dan subakut sering kali menyebabkan sakit kepala, kelemahan, lambat berpikir, gangguan pada bicara, gangguan pada mobilitas ,dan kebingungan.

Apabila kondisi ini terjadi pada bayi, gejala dapat meliputi:

  • Fontanel (bagian lunak pada tengkorak bayi) yang menonjol
  • Kesulitan saat makan
  • Kejang
  • Lingkar kepala yang membesar
  • Terlihat selalu ngantuk alias lethargy
  • Mudah marah
  • Muntah terus menerus.
  • Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas.

Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Hematoma intrakranial dapat membahayakan hidup. Penanganan medis darurat seringkali diperlukan. Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:

  1. Anda kehilangan kesadaran
  2. Anda mengalami tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan hematoma intrakranial.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI