Benarkah Ayam Broiler Diberi Hormon Pertumbuhan?

Rabu, 04 November 2020 | 14:16 WIB
Benarkah Ayam Broiler Diberi Hormon Pertumbuhan?
Ilustrasi ayam broiler. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dengan harga yang terjangkau dan relatif mudah diperoleh, daging ayam dan produk olahannya kini telah memiliki banyak varian. Namun demikian, sebagian masyarakat masih ada yang enggan mengkonsumsi daging ayam, khususnya ayam broiler, karena ragu terhadap jaminan kesehatan, keamanan, dan kehalalannya.

Terkait hal ini, Dr. drh. Denny Lukman, MSi, Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner IPB, mengungkapkan salah satu isu yang menimbulkan ketakutan masyarakat untuk mengonsumsi ayam broiler adalah pemberian hormon pertumbuhan (growth hormone). Padahal, pelarangan penggunaan hormon bagi hewan konsumsi termasuk pada ayam broiler ini telah secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

"Ayam broiler tidak pernah diberi hormon, ayam broiler cepat tumbuh karena pola budidaya yang baik dan pemberian pakan yang diatur," ujar Denny dalam diskusi virtual bersama JAPFA di Jakarta, Rabu (4/11/2020).

Hal senada juga disampaikan oleh drh. Syamsul Ma’arif, M.Si, Direktur Kesmavet Kementerian Pertanian. Menurutnya, pemerintah telah menerapkan sertifikasi terhadap produk-produk hewan yang beredar di pasaran untuk menjamin keamanan dari sisi kesehatan dan ketentraman batin konsumen dari sisi kehalalan.

Baca Juga: Duh, Daging Ayam Beku Dari Brasil Positif Terkontaminasi Virus Corona

Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 11 Tahun 2020 tentang Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Produk Hewan. Nomor Kontrol Veteriner (NKV) adalah nomor registrasi unit usaha produk hewan sebagai bukti telah dipenuhinya persyaratan higienis dan sanitasi.

“Dengan adanya label NKV, maka telah dijamin keamanan produk hewan yang dipasarkan di Indonesia, karena menerapkan sinergi manajemen pemeliharaan peternakan yang baik sampai produk di meja makan (safe from farm to table),” jelas Syamsul.

Penerapan sistem rantai dingin (cold chain system) yang benar juga menjadi kunci utama agar kualitas daging ayam broiler dapat terjaga. Suhu kurang dari 4o derajat Celcius akan mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat aktivitas enzim pada daging.

"Daging yang disimpan dalam pendingin tidak mengurangi kandungan gizi dan tidak menurunkan mutu," jelas Denny lagi.

Sebagai perusahaan penghasil daging ayam broiler, JAPFA menjamin kesehatan hewan sebelum dipotong dan juga pada saat pengolahannya. Pabrik produksi JAPFA juga sudah dilengkapi teknologi berstandar internasional, sehingga produk yang dihasilkan aman dan sehat untuk di konsumsi.

Baca Juga: Jangan Ragu, Ini Alasan Anda Tak Harus Mencuci Daging Ayam Sebelum Dimasak

"Dalam menjaga kualitas produk, JAPFA menerapkan standar ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal), serta sistem keamanan pangan yang sesuai standar nasional dan internasional," tutup Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs JAPFA.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI