Suara.com - China masih melaporkan kenaikan jumlah kasus Covid-19 dalam beberapa terakhir.
Dilansir ANTARA, China melaporkan 49 kasus tambahan Covid-19 pada 2 November, naik dari jumlah 24 kasus pada hari sebelumnya, seperti dilaporkan otoritas kesehatan nasional China, Selasa (3/11/2020).
Komisi Kesehatan Nasional China menyebutkan dalam sebuah pernyataan bahwa 44 dari 49 kasus baru Covid-19 tersebut merupakan kasus infeksi impor yang berasal dari luar negeri.
Komisi tersebut juga melaporkan 61 kasus baru Covid-19 tanpa gejala, dibandingkan dengan 30 kasus sehari sebelumnya.
Baca Juga: Vaksinolog: Keamanan Vaksin Covid-19 Tak Bisa Ditawar
Dari total kasus baru tanpa gejala, 13 kasus berasal dari wilayah Xinjiang barat laut. Pihak berwenang di wilayah tersebut melakukan pengujian skala besar setelah munculnya wabah Covid-19 baru-baru ini.
China tidak mengklasifikasikan pasien tanpa gejala sebagai kasus Covid-19 yang dikonfirmasi.
Jumlah total kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di China sekarang mencapai 86.070, sementara jumlah korban jiwa tetap tidak berubah, yakni 4.634 orang.
Harapan Pada Vaksin Covid-19
Sementara itu, harapan baru datang dari vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh China.
Baca Juga: Sempat Membludak, Anies Klaim Kini Hotel Isolasi Corona DKI Banyak Kosong
Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS) mengklaim vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Institute of Microbiology aman bagi manusia sebagaimana hasil uji klinis oleh lembaga tersebut.
Hasil uji coba fase I dan fase II telah menghasilkan keamanan dan kesehatan bagi orang yang menerima suntikan vaksin serta tidak ditemukan efek samping yang serius, demikian pernyataan Institute of Microbiology, lembaga di bawah CAS, dikutip media setempat, Senin (2/11/2020).
Institute of Microbiology bekerja sama dengan Congqing Zhifei Biological Products Co Ltd telah mendapatkan izin mengembangkan vaksin COVID-19 dari Badan Produk Medis Nasional China (NMPA) pada 19 Juni.
Para peneliti mulai melakukan uji coba klinis pada 23 Juni untuk memastikan vaksin tersebut aman diberikan kepada manusia.
Para relawan yang bersedia menerima suntikan vaksin tersebut berusia 18-59 tahun yang berasal dari Beijing, Chongqing, dan Hunan.
Mereka menerima suntikan di rumah sakit di Beijing dan Chongqing.
Kemudian uji klinis kedua dilakukan pada 10 Juli untuk mengevaluasi daya imunitas dan keamanan vaksin tersebut.
Menurut lembaga pengembang, uji klinis dilakukan secara acak untuk mengetahui efektivitas vaksin sebelum diproduksi secara massal.