Suara.com - Melaney Ricardo menceritakan awal mulanya dinyatakan positif Covid-19. Ibu dua anak itu mengaku gejala yang dialaminya berupa tubuh tak bertenaga, tulang, dan sendi nyeri hingga lidah mati rasa.
Saat tahu dirinya terinfeksi virus corona, Melaney juga baru mengetahui tubuhnya kekurangan zat besi dan memiliki anemia.
"Ternyata aku juga anemia, Hb ku juga rendah cuman 8. Kalau normalnya itu kan 13," ujar Melaney Ricardo melalui channel Youtube-nya.
Selain anemia, dokter juga mendeteksi adanya masalah pada jantung Melaney Ricardo. Padahal ia mengaku tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
Baca Juga: Peningkatan Kasus Positif Virus Corona, Bagaimana Nasib MotoGP Portugal?
Menurutnya, semua masalah dalam tubuhnya disebabkan oleh virus corona Covid-19 yang membuat paru-parunya tidak berfungsi dengan baik.
"Waktu di EKG, ada masalah di jantungku. Jadi, virus ini tuh kayak mengacak-acak semuanya. Paru-paruku tidak bisa berfungsi dengan baik karena Covid-19, sehingga kena ke semuanya," jelasnya.
Penelitian sebelumnya dilansir dari Transfusion and Apheresis Science, telah menunjukkan bahwa anemia umum terjadi pada pasien dengan pneumonia dan berkaitan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi.
Sayangnya, belum ada penelitian yang memberikan bukti jelas mengenai hubungan antara anemia dengan virus corona Covid-19.
Sebuah meta-analisis menggunakan perangkat lunak Review Manager 5.4 (Cochrane Collaboration) telah berusaha mencari tahu hubungan keduanya. Penelitian ini pun menemukan sebayak 17.200 catatan yang diperoleh dari pencarian elektronik sistematis dan cara lain.
Baca Juga: Dua Tips Saat Gairah Seksual Anjlok dan Berita Hits Kesehatan Lainnya
Sebagian besar studi menentukan anemia ketika kadar hemoglobin (Hb) di bawah 13 g/L dan satu studi lainnya menggunakan nilat batas Hb kurang dari 11 g/L untuk menentukan anemia.
Analisis gabungan ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara anemia dengan infeksi virus corona Covid-19 parah.
Data meta-analisis menunjukkan, nampaknya anemia terkait dengan peningkatan risiko infeksi virus corona Covid-19 yang parah. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh penderita yang meiliki kadar hemoglobin rendah.
Dalam sistem sirkulasi, hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen ke organ-organ sasaran di dalam tubuh. Saat konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi rendah, maka jumlah oksigen ke bagian organ tubuh lainnya akan menurun.
Kondisi inilah yang menyebabkan hipoksia dan mengakibatkan disfungsi multi organ, terutama disfungsi organ pernapasan. Disfungsi multi organ inilah yang membuat perkembangan infeksi virus corona Covid-19 semakin parah.
Pertama, virus corona bisa berinteraksi dengan molekul hemoglobin pada eritrosit melalui reseptor ACE2, CD147 dan CD26. Initeraksi antara virus dan hemoglobin ini akan menyebakan virus menyerang heme pada rantai hemoglobin 1-beta dan menyebabkan hemolisis.
Kedua, virus corona bisa meniru aksi hepcidin yang meningkatkan sirkulasi dan feritin jaringan, terutama memengaruhi hati, limpa, sumsum tulang belakang dan otot.
Hal itu juga sekaligus akan memicu defisiensi besi. Sehingga kekurangan hemoglobin adalah konsekuensi. Lalu, hiperferritinemia yang dihasilkan akan menimbulkan ferroptosis dengan stres oksidatif dan lipoperoksidasi tinggi.
Sehingga kondisi itu akan memicu respons berlebihan inflamasi atau badai sitokin, yang membuat penderita mengembangkan kondisi parah akibat virus corona.
Karena itulah, orang yang sudah memiliki anemia disarankan mengambil tindakan perlindungan ketat untuk mencegah paparan virus corona Covid-19.