Gadis 14 Tahun Temukan Senyawa Pengikat & Menonaktifkan Virus Corona

Senin, 02 November 2020 | 11:11 WIB
Gadis 14 Tahun Temukan Senyawa Pengikat & Menonaktifkan Virus Corona
Anika Chebrolu molekul yang mematikan virus corona. (Youtube CBS)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak kalah dengan ilmuwan, seorang remaja 14 tahun dari Texas telah memenangkan kompetisi sains nasional untuk mengidentifikasi molekul yang dapat mengikat virus corona dan berpotensi menonaktifkannya.

Anika Chebrolu asal dari Frisco menggunakan pemodelan komputer untuk mencari senyawa yang mengikat protein lonjakan SARS-CoV-2, struktur yang menonjol di permukaan virus corona.

Secara teori, dilansir Live Science, senyawa semacam itu seharusnya mencegah virus menginfeksi sel. Studi komputasi yang dilakukannya sering diterapkan oleh ilmuwan sebagai langkah pertama dalam merancang obat antivirus baru.

"Saya mulai dengan database lebih dari 698 juta senyawa," ujar Chebrolu.

Baca Juga: Pertama Kali Dalam 5 Bulan, Australia Laporkan Nol Kasus Virus Corona

Dia menjalankan banyak senyawa ini melalui pemutaran berulang di komputer, untuk menilai kemampuan pengikatan, struktur molekul, dan karakteristik yang seperti obat, bagaimana senyawa tersebut akan terurai dalam tubuh manusia dan apakah dapat menjadi racun bagi sel.

Anika Chebrolu (Twitter/Anna Fornof)
Anika Chebrolu (Twitter/Anna Fornof)

Setiap skrining mempersempit pencariannya, sampai dia ditinggalkan dengan satu senyawa timbal yang dapat mengikat virus corona dan mencegahnya menginfeksi sel.

"Bagaimana saya mengembangkan molekul ini lebih jauh dengan bantuan ahli virologi dan spesialis pengembangan obat akan menentukan keberhasilan upaya ini," sambungnya.

Atas karyanya, Chebrolu menjadi juara pertama dalam 3M Young Scientist Challenge 2020, sebuah kompetisi sains berbasis di AS untuk siswa SMP.

Para juri terkesan dengan karyanya. Menurut salah satu juri Cindy Moss dari direktur senior inisiatif STEM global untuk Discovery Education, Chebrolu mengembangkan pemahaman tentang proses inovasi dan komunikator yang ahli.

Baca Juga: Studi Baru: Mutasi Virus Corona Mungkin Lebih Menular

Chebrolu menerima hadiah USD 25 ribu (Rp366,8 juta) dalam kompetisi ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI