2. Hormon wanita
Sejumlah wanita menderita kondisi Autoimmune progesterone dermatitis (APD), kelainan kulit yang diperburuk oleh hipersensivitas progesteron selama fase luteal dari siklus menstruasi, yang terjadi setelah ovulasi.
APD biasanya terjadi selama kehidupan dewasa dan jarang saat kehamilan atau periode pascamenopause.
Kasus tipikal dilaporkan dalam European Journal of Dermatology pada 2002.
Seorang wanita berusia 27 tahun dirawat di klinik karena gatal di wajah, selalu dimulai sekitar tiga hari sebelum menstruasi dan menghilang dalam tujuh hari. Lesi kulitnya akan hilang dengan sendirinya tanpa tanda sisa sampai siklus berikutnya.

3. Air
Orang dengan kondisi yang disebut aquagenic urticaria ini sering mengalami gatal-gatal parah dalam waktu lima menit setelah bersentuhan dengan air, terlepas dari sumbernya. Sedangkan lesi yang muncul berlangsung selama 30 menit.
Sekitar 30 kasus ini telah dipublikasikan dalam literatur medis, dan mekanisme dari kondisi langka ini masih belum diketahui.
Menurut studi kasus pada 1998 di Annals of Allergy, Asthma and Immunology, kadar histamin yang biasanya menjadi penyebab alergi sebenarnya tidak berubah selama reaksi terjadi. Itu membuat reaksi alergi sulit diobati atau dicegah dengan obat antihistamin.
Baca Juga: Mau Tingkatkan Hormon Bahagia? Olahraga dan Makan dengan Benar Kuncinya!
4. Larutan garam