Suara.com - Otoritas China kembali menemukan adanya virus Corona di dalam kemasan daging beku impor dari Brasil.
Dilansir ANTARA, Kemasan daging babi beku yang diimpor dari Brasil dan masuk ke distrik di Provinsi Shandong, China Timur, terbukti positif virus corona, menurut pemerintah setempat.
Otoritas setempat meminta para warga distrik Wendeng di Kota Weihei yang kemungkinan terkena kontak dengan daging babi tersebut melapor ke pihak berwenang.
Tidak disebutkan perusahaan Brasil mana yang mendatangkan produk daging beku tersebut.
Baca Juga: 11 Bulan Lalu Jadi Pusat Pandemi Covid-19, Wuhan Kini Jadi Tujuan Turis
Temuan ini menjadi babak baru perseteruan China dan Brasil, setelah sebelumnya kejadian yang sama terjadi pada Agustus lalu.
Sekelompok sayap ayam beku yang diekspor dari Brasil ke China dinyatakan positif terkena virus korona, pejabat China mengumumkan Kamis.
Unggas yang terinfeksi ditemukan di kota Shenzhen selama pemeriksaan rutin daging impor dan makanan laut yang dilakukan sejak Juni, kata pemerintah kota dalam sebuah pemberitahuan.
Pemutaran dilakukan setelah wabah virus korona di Beijing dikaitkan dengan pasar makanan laut.
Orang-orang yang mungkin telah bersentuhan dengan sayap ayam, bersama dengan produk makanan yang disimpan di dekat bets, diuji oleh otoritas kesehatan Shenzhen. Semua hasil itu kembali negatif.
Baca Juga: Rocky Gerung: Amerika Pakai GP Ansor Untuk Memperingatkan Presiden Jokowi
Pada hari Rabu, China juga melaporkan bahwa virus korona ditemukan pada paket udang yang dikirim dari Ekuador.
Covid-19, yang telah menewaskan lebih dari 749.000 orang di seluruh dunia, pertama kali dikaitkan dengan pasar makanan laut di kota Wuhan, China.
Sebelumnya, Bi Kexin, direktur umum Biro Keamanan Pangan Impor dan Ekspor di bawah Administrasi Umum Kepabeanan China, mengatakan bahwa dari hampir 223.000 sampel yang diambil dari makanan beku impor, interior dan eksterior pengepakan dan sekitarnya, enam sampel Covid-19 dinyatakan positif.
Namun, ini tidak berarti bahwa virus dapat ditularkan melalui kemasan makanan. Demikian seperti dilansir dari World of Buzz.
"Hasilnya menunjukkan bahwa wadah dan kemasan perusahaan-perusahaan ini berada di bawah risiko terkontaminasi oleh novel coronavirus," kata Bi.
"Para ahli mengatakan bahwa meskipun terbukti tidak berarti mereka dapat menularkan virus, itu menunjukkan bahwa manajemen keamanan makanan tidak ideal."
Meski pemerintah China telah sepakat dengan para ahli global bahwa impor makanan memiliki risiko rendah penularan virus, ada kebingungan di luar negeri tentang mengapa China terus menguji dan menghentikan pengiriman.
"langkah penting untuk mencegah risiko virus ditularkan dari saluran makanan rantai dingin impor. Ini adalah langkah yang perlu diambil untuk melindungi kesehatan rakyat dan tidak mengganggu perdagangan internasional normal," kata Bi.