Hati-hati, Pola Makan Tinggi Gula Tingkatkan Risiko Radang Usus!

Minggu, 01 November 2020 | 14:25 WIB
Hati-hati, Pola Makan Tinggi Gula Tingkatkan Risiko Radang Usus!
Ilustrasi gula. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pola makan tinggu gula buruk bagi kesehatan usus dan memungkinkan peningkatan risiko kolitis, sejenis penyakit radang usus atau Inflammatory bowel disease (IBD).

Hal ini diketahui dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh UT Southwestern Medical Center di Dallas, Texas, dan terbit dalam Science Translational Medicine pada Rabu (28/10/2020).

Dilansir Fox News, peneliti mempelajari efek gula makanan, yaitu glukosa, fruktosa dan sukrosa, pada tikus selama tujuh hari.

Studi dimulai dengan mengurutkan gen untuk mengidentifikasi jenis dan prevalensi bakteri yang ditemukan di usus besar.

Baca Juga: Pola Makan Sehat Sebabkan Lemas dan Frustasi? Simak 3 Penyebabnya

Kemudian, hewan tersebut diberi larutan air dengan konsentrasi gula makanan 10 persen. Merek mengulangi kedua langkah ini selama tujuh hari.

Ilustrasi gulali atau gula kapas. (Pixabay/Anujatilj)
Ilustrasi gulali atau gula kapas. (Pixabay/Anujatilj)

Peneliti menemukan, tikus yang secara genetik dapat mengembangkan kolitis, atau hewan yang diberi bahan kimia untuk menginduksi kondisi ini, mengembangkan gejala yang lebih parah jika mereka diberi gula pertama kali.

Terlebih lagi, tikus yang diberi makan sukrosa, fruktosa, dan, terutama, glukosa, menunjukkan perubahan signifikan pada populasi mikroba di dalam ususnya.

Para peneliti juga mencatat lapisan lendir yang melindungi lapisan usus besar semakin menipis setelah tikus diberi makanan tinggi gula.

“Bakteri yang diketahui memproduksi enzim pengurai lendir, seperti Akkermansia, ditemukan dalam jumlah yang lebih banyak, sementara beberapa jenis mikroba lain yang dianggap bakteri baik dan biasa ditemukan di usus, seperti Lactobacillus, menjadi kurang melimpah,” menurut rilis berita.

Baca Juga: Coba Diet Sirkadian, Pola Makan yang Disesuaikan dengan Jam Alami Tubuh

Ketua penelitian, Hasan Zaki, mengatakan bahwa studi ini dengan jelas menunjukkan kita semua benar-benar harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi.

Ia mencatat, bahwa ini sangat berlaku bagi orang yang tinggal di negara Barat, di mana pola makan sering kali tinggi lemak, gula, dan protein hewani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI