Kenapa Tak Ada Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Libur Panjang Idulfitri?

Jum'at, 30 Oktober 2020 | 17:57 WIB
Kenapa Tak Ada Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Libur Panjang Idulfitri?
Siswa sanggar tari berlatih menari tradisional di depan anjungan Provinsi Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Jumat (30/10/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, cuti bersama serta libur akhir pekan yang datang secara berurutan membuat banyak masyarakat Indonesia menikmati hari libur panjang yang jatuh sejak 28 Oktober hingga 1 November 2020 mendatang.

Di sisi lain, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengaku merasa khawatir akan terjadinya lonjakan kasus infeksi Covid-19, dampak dari libur panjang saat ini.

"Kami menghadapi libur panjang yang cukup lama, berdasarkan pengalaman kita pada periode liburan yang lalu, libur panjang itu mengakibatkan angka kasus yang meningkat," ujar Doni dalam acara Seminar Nasional Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), Jumat (30/10/2020).

Doni mengakui, dampak libur panjang kali ini dan pada perayaan HUT RI pada 17 Agustus, akan berbeda dengan libur Hari Raya Idulfitri dan Hari Raya Iduladha beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Trik Asik Fokus Belajar Daring yang Wajib Diketahui

Kenaikan kasus Covid-19 setelah libur panjang. (Screenshot Youtube Satgas Covid-19)
Kenaikan kasus Covid-19 setelah libur panjang. (Screenshot Youtube Satgas Covid-19)

Kata Doni, baik saat libur Idulfitri maupun Iduladha tidak menunjukkan adanya kenaikan kasus Covid-19 secara signifikan. Ini tidak lepas dari gencaranya edukasi kepada masyarakat.

"Memang pada saat Libur Idulfitri pada bulan Mei itu agresif sekali kita mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak mudik dan sebagainya, karenanya kasusnya relatif tidak terlalu tinggi. Kemudian setelah itu ada libur Iduladha pada akhir Juli itupun apa kasusnya tidak terlalu tinggi," tutur Doni.

Semua berubah saat libur panjang Agustus lalu. Saat itu, kasus infeksi Covid-19 melonjak drastis bahkan masuk pertambahan kasus tertinggi selama pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Hasilnya terjadi peningkatan kasus pada ada awal September sangat tinggi sekali akibat long weekend. Kalau tiap hari rata-rata sekitar pertambahan kasus mencapai 2000-an, tapi begitu libur panjang berakhir, angka kasus naik ke 2500 hingga 3000 atau ke rata-rata 4000-an kasus, bahkan sempat mencapai lebih dari 4.500 kasus, dan kita sempat khawatir," tutup Doni.

Sementara itu, mengutip Centers for Disease Control and Prevantion (CDC), berikut beberapa hal yang harus Anda lakukan jika terinfeksi Covid-19 sepulang dari liburan:

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19 saat Libur Panjang, Ini Strategi Pemprov Jabar

  1. Tetap di rumah dan lakukan tindakan pencegahan, seperti hindari kontak dengan orang lain sampai Anda merasa aman untuk mengakhiri isolasi rumah. Isolasi biasanya dilakukan selama 14 hari, ini adalah waktu inkubasi yang diperlukan virus SARS CoV 2 menginfeksi tubuh sampai menimbulkan gejala.
  2. Jangan bepergian saat Anda sakit, atau sebaiknya tidak pergi ke luar rumah.
  3. Jika Anda kemungkinan terinfeksi Covid-19, Anda harus tahu jika kebanyakan orang bisa sembuh dan pulih tanpa perawatan medis, selama Anda memastikan sistem imun tetap baik.
  4. Fasilitas telemedicine (konsultasi online) bisa digunakan untuk tetap terhubung dengan dokter Anda. Sebelum pergi ke rumah sakit pastikan lebih dulu menghubungi dokter atau UGD jika Anda kemungkinan terinfeksi Covid-19.
  5. Saat Anda mengalami gejala berat, seperti sesak napas maka segeralah meminta penanganan medis.
  6. Apabila terpaksa Anda harus bertemu orang lain, lakukan tindakkan pencegahan tambahan untuk melindungi mereka, seperti memakai masker, menjaga jarak minimal 2 meter, dan minta orang tersebut untuk melakukan hal yang sama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI