Temuan Baru, Depresi Pasca Melahirkan Bisa Berlangsung Hingga Tiga Tahun

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 30 Oktober 2020 | 10:22 WIB
Temuan Baru, Depresi Pasca Melahirkan Bisa Berlangsung Hingga Tiga Tahun
Ilustrasi depresi pasca melahirkah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Depresi usai melahirkan atau yang dikenal dengan postpartum depression sering dialami oleh perempuan melahirkan. Bahkan, studi terbaru menunjukkan bahwa kesedihan, keputusasaan, dan kecemasan yang intens di antara ibu baru dapat berlangsung hingga tiga tahun setelah melahirkan.

National Institutes of Health (NIH) mengatakan depresi pascapersalinan dapat bertahan setelah jadwal yang disarankan untuk skrining, mengutip pedoman American Academy of Pediatrics.

Oleh sebab itu dokter perlu melakukan skrining perempuan yang mengalami postpartum depression beberapa kali hingga enam bulan setelah melahirkan.

"Studi kami menunjukkan bahwa enam bulan mungkin tidak cukup lama untuk mengukur gejala depresi," kata Diane Putnick, penulis utama dan staf ilmuwan di Cabang Epidemiologi NICHD, dikutip dari New York Post, Jumat, (30/10/2020).

Baca Juga: Bakar Diri Diduga Depresi, Ini Identitas Jasad Pria Hangus di Gunung Sahari

Ilustrasi perempuan merasa stres dan depresi (Shutterstock)
Ilustrasi perempuan merasa stres dan depresi (Shutterstock)

“Data jangka panjang ini adalah kunci untuk meningkatkan pemahaman kami tentang kesehatan mental ibu, yang kami tahu sangat penting untuk kesejahteraan dan perkembangan anaknya.”

NIH memeriksa data pada 5.000 perempuan dari studi Upstate KIDS di New York. Mereka menemukan bahwa sekitar 1 dari 4 ibu mengalami depresi tingkat tinggi hingga tiga tahun setelah kelahiran.

Sementara itu, perempuan lain melaporkan tingkat depresi yang rendah selama tiga tahun.

Para perempuan tersebut dinilai melalui kuesioner dan tidak didiagnosis secara klinis sebagai bagian dari penelitian.

Selain itu, perempuan dengan gangguan mood atau diabetes gestasional (diabetes yang berkembang selama kehamilan) berisiko lebih tinggi mengalami peningkatan gejala depresi yang terus-menerus.

Baca Juga: Perawat dan Penghuni Panti Jompo di Jerman Bersiap Kemungkinan Lockdown

Namun penulis studi, Putnick, menyerukan penelitian yang melibatkan sampel yang lebih beragam; peserta dalam penelitian ini sebagian besar adalah wanita kulit putih non-Hispanik.

Sementara itu, informasi dari CDC yang dirilis pada Mei mengatakan depresi pascapersalinan bisa terjadi "hingga satu tahun setelah lahir".

CDC juga memperingatkan bahwa depresi pascapersalinan yang tidak diobati dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu dan menimbulkan masalah perilaku, tidur, dan makan bagi bayi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI