Efek Kesepian, Isolasi Sosial Tingkatkan Risiko Hipertensi pada Perempuan

Kamis, 29 Oktober 2020 | 10:15 WIB
Efek Kesepian, Isolasi Sosial Tingkatkan Risiko Hipertensi pada Perempuan
Lansia perempuan panjang umur. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kesepian dan terisolasi secara sosial memang sering kali dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan. Kini para peneliti dari University of British Columbia (UBC) menemukan bahwa isolasi sosial meningkatkan risiko tekanan darah tinggi terutama pada perempuan.

Dalam studi yang diterbitkan dalam Journal of Hypertension, peneliti menemukan bahwa perempuan paruh baya dan lansia yang tidak memiliki ikatan sosial jauh lebih mungkin menderita hipertensi dibandingkan pria. Tekanan darah tinggi sendiri sering kali menjadi faktor risiko yang penyakit jantung dan stroke.

"Di antara orang dewasa yang lebih tua, isolasi sosial adalah faktor risiko kematian terbesar yang efeknya sama dengan dengan merokok," kata peneliti utama Annalijn Conklin, asisten profesor di fakultas ilmu farmasi di UBC seperti yang dikutip dari Medicalxpress.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa perempuan lebih cenderung mengalami hipertensi ketika mereka mengalami isolasi di usia pertengahan dan lebih tua," imbuhnya.

Baca Juga: Suwarni Tak Lagi Khawatir Biaya Pengobatan Hipertensi Berkat JKN-KIS

Melansir dari Medicalxpress, para peneliti menggunakan data dari Canadian Longitudinal Study on Aging untuk menganalisis ikatan sosial dari 28.238 orang dewasa berusia 45 hingga 85 tahun.

Mereka menemukan bahwa perempuan yang tidak berpasangan cenderung minim terlibat kegiatan sosial dan memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena hipertensi.

"Di antara perempuan, peningkatan tekanan darah yang dikaitkan dengan kurangnya ikatan sosial serupa dengan penggunaan antiinflamasi non steroid, peningkatan polusi diet natrium atau penambahan berat badan," kata Conklin.

"Ini menjadi faktor risiko khusus pada perempuan untuk mengalami penyakit jantung atau stroke," imbuhnya.

Baca Juga: Benarkah Derita Hipertensi Bikin Penyakit Covid-19 Tambah Parah?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI