Studi Ungkap Kelompok Pasien yang Alami Gejala Pajang Covid-19, Siapa Saja?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 28 Oktober 2020 | 19:30 WIB
Studi Ungkap Kelompok Pasien yang Alami Gejala Pajang Covid-19, Siapa Saja?
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gejala yang muncul dari virus corona sangat beragam. Tidak setiap orang memiiki gejala yang sama.

Meski beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan bentuk penyakit yang parah, jenis gejala yang Anda miliki juga dapat menentukan risiko seseorang untuk mengembangkan Covid-19 jangka panjang.

Dilansir dari Times of India, hampir 1 dari 4 pasien dapat terus mengalami efek samping pasca pemulihan dari novel coronavirus, yang dapat bersifat ringan, sedang atau menyebabkan defisit neurologis yang parah dalam jangka panjang.

Meskipun tidak semua orang mungkin mengalami komplikasi ini, penelitian baru mengatakan bahwa peluang seseorang mengembangkan sindrom pasca-Covid-19 juga tergantung pada jenis gejala yang mereka miliki.

Baca Juga: Kumpulan Dokter Ahli di Eropa Sebut Pandemi Covid-19 Adalah Kebohongan

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)

Sebuah studi yang dilakukan oleh King's College, London menemukan bahwa orang yang memiliki lima gejala atau lebih pada minggu pertama infeksi Covid-19 berisiko lebih tinggi mengembangkan Covid-19 jangka panjang.

Penelitian lain yang berbasis di Inggris yang dilakukan minggu lalu juga mengamati bahwa kemungkinan Covid-19 berdampak lama juga dapat dipastikan oleh usia, kesehatan pernapasan, jenis kelamin, dan berat seseorang.

Bagi banyak pasien yang berjuang melawan gejala pasca-COVID, mengatasi gejala awal adalah setengah dari keseluruhan perjuangan. Selain itu, pasien yang disebut long haulers, gejala pasca COVID dapat berkisar dari batuk yang berkepanjangan, sesak napas, nyeri otot, kabut otak, dan kelelahan kronis.

Menurut studi terbaru, yang telah dilakukan di King's College, London, pasien yang menderita lima atau lebih gejala pada minggu pertama infeksi, dan dilaporkan tidak pulih dalam 4-8 minggu setelah ini lebih cenderung berisiko untuk pasca infeksi.

Studi, yang belum ditinjau sejawat ini dilakukan dengan menganalisis hampir 4.000 pasien yang pulih Covid-19 di seluruh Inggris dan Swedia.

Baca Juga: Update 28 Oktober: Tambah 4.029, Positif Corona RI Tembus 400 Ribu Orang

Dari data ini, hampir 20 persen yang mengatakan mereka belum pulih sepenuhnya bahkan setelah sebulan didiagnosis.  Sebanyak 190 merasakan gejala yang menetap delapan sampai remaja minggu setelah diagnosis positif pertama mereka.

Sekitar 100 melaporkan masalah sepuluh minggu setelah infeksi.  Setelah penelitian lebih lanjut, juga diamati bahwa kebanyakan orang yang mencatat gejala yang menetap dalam kelompok memiliki gejala yang sama - sakit kepala, batuk serak, sakit tenggorokan, kesulitan bernapas dan nyeri tubuh yang melemahkan.

Menariknya, gejala COVID-19 pada minggu pertama dapat dikategorikan menjadi enam jenis infeksi berbeda, yang selanjutnya dapat menentukan siapa yang memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi ringan atau parah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI