Hari Stroke Sedunia 2020: Bisakah Stroke Menyerang Anak Muda?

Rabu, 28 Oktober 2020 | 16:58 WIB
Hari Stroke Sedunia 2020: Bisakah Stroke Menyerang Anak Muda?
Penyakit stroke (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanggal 29 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai hari Stroke Sedunia atau World Stroke Day.

Hari peringatan ini diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dunia agar lebih peduli mencegah, merawat dan mendukung para penderita stroke.

Stroke adalah kondisi di mana seseorang mengalami gangguan aliran darah di otak, dan pada umumnya menyerang orang dewasa atau lansia di atas 60 tahun.

Tapi bisakah stroke juga menyerang anak muda? Jawabannya, bisa.

Baca Juga: Terungkap! Gangguan Mental yang Dialami Anak Muda saat Pandemi, Apa saja?

Entah karena adanya sumbatan di aliran darah sehingga pasokan darah ke otak jadi terhambat atau karena adanya pendarahan, dokter spesialis saraf dr. Herianto, Sp.S menjelaskan perbedaan stroke pada orang dewasa dan anak muda terletak pada faktor risiko yang menyebabkan stroke terjadi.

Kategori anak muda di sini adalah mereka yang berusia di antara 17 hingga 35 tahun.

"Risiko stroke pada anak muda dan orangtua memang berbeda, tidak sepenuhnya sama. Pada prinsipnya sebagian dari proses yang menyebabkan stroke pada orang tua bisa juga terjadi pada anak muda, walaupun dengan proporsi yang lebih kecil," ujar dr. Herianto, Rabu (28/10/2020).

Maka saat anak muda mengalami stroke, biasanya dokter akan mengevaluasi faktor risiko tidak sama dengan kasus stroke di usia dewasa atau lansia, yang kebanyakan disebabkan penyempitan pembuluh darah atau disebut aterosklerosi.

"Faktor risiko utama yang pada umumnya penyebab stroke pada orang dewasa atau lansia seperti diabetes, kolesterol, darah tinggi, kemudian adanya pola hidup sedentary (kurang aktivitas fisik) dan kurang olahraga," jelas dr. Herianto.

Baca Juga: Lagi, Anak Muda Dituding Jadi Penyebab Peningkatan Kasus Covid-19

Sedangkan faktor risiko stroke pada anak muda cenderung tidak biasa, seperti kelainan pembuluh darah atau adanya kelainan pembentukkan pembuluh darah yang didapat dari genetik atau bawaan sejak lahir.

"Kelainan genetik menyebabkan proses yang menyebabkan perkembangan jaringan ikat pada pembuluh darah jadi abnormal (tidak normal," terang dr. Herianto.

Beberapa kasus ditemukan, mereka yang mengonsumsi obat-obatan terlarang atau narkoba bisa juga mengalami stroke.

Kejadian stroke ini terjadi akibat peradangan di pembuluh darah karena menggunakan obat-obatan yang tidak semestinya.

"Makanya stroke pada usia muda ini, meskipun proporsinya tidak sebanyak pada usia dewasa, tetapi implikasi jangka panjangnya yang jauh lebih berat, karena perjalanan hidup masih panjang, sosial ekonomi psikologis juga berat, ini yang harus perlu perhatian bersama," terang dokter yang berpraktik di RS Eka Hospital BSD itu.

Gejala stroke pada anak muda

Karena sama-sama menyerang otak, maka gejala stroke yang dialami orang dewasa, lansia maupun anak muda tidak ada bedanya.

Di mana terjadi kesulitan bicara tiba-tiba, tidak bisa bergerak secara mendadak di satu sisi, dan kesadaran menurun mendadak adalah sederet gejala stroke yang patut diwaspadai.

"Waspada inilah gejala stroke mendadak, tadi malam sehat paginya kok udah muncul gejala seperti itu. Penanganannya harus segera dibawa ke UGD terdekat, yang kita ketahui bersama ini stroke pada fase akut," jelasnya.

"Pada prinsipnya stroke suatu kondisi dimana terjadi gangguan otak yang mendadak, tadinya sehat tiba-tiba sakit," tutup dr. Herianto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI