Suara.com - Serangan jantung meningkat di antara ibu hamil di usia 30 tahun atau lebih, terutama di periode-periode usai melahirkan. Meski kejadian tersebut tidak umum, namun sebuah penelitan menunjukkan adanya penambahan kasus serangan jantung pada ibu hamil.
Melansir dari Medical Xpress, sebuah penelitian terhadap hampir 11,3 juta catatan kasus kehamilan, persalinan, dan nifas menunjukkan bahwa hampir tiga perempat dari 913 wanita yang mengalami serangan jantung dari tahun 2003 hingga 2015. Studi tersebut telah diterbitkan pada Journal of the American Heart Association.
Dari wanita yang mengalami serangan jantung dalam penelitian ini, 37 persen mengalaminya selama kehamilan, 12 persen selama persalinan dan melahirkan, serta 51 persen selama pascapartum.
Pada kehamilan normal, tekanan darah menurun paling sering pada trimester pertama dan kedua dan kemudian meningkat ke tingkat sebelum kehamilan pada trimester ketiga.
Baca Juga: Kebakaran di Dekat Senayan City, Ibu Hamil Dievakuasi ke RS Pakai Ambulans
"Orang sering melupakan masa nifas tapi itu masa yang berisiko tinggi karena perubahan sistem kardiovaskular terjadi," kata peneliti senior Dr. Kathleen Stergiopoulos, direktur ekokardiografi rawat jalan di Rumah Sakit St. Francis, Pusat Jantung di Roslyn, New York.
Kebanyakan gejala muncul usai para ibu keluar dari rumah sakit dan jauh dair pantuan medis. Oleh karena itu, Stergiopoulos memperingatkan bahwa penting untuk menyadari faktor risiko serangan jantung selama kehamilan yang meliputi penyakit arteri koroner yang diketahui, gangguan tekanan darah tinggi gestasional, kolesterol tinggi, kondisi pembekuan darah, riwayat penyalahgunaan zat, riwayat merokok dan kegemukan.
"Seiring bertambahnya usia dan memikirkan kehamilan maka Anda benar-benar membutuhkan diskusi yang erat dengan ginekolog tentang apa risiko kehamilan," kata Dr. Laxmi Mehta, ahli jantung non-invasif di The Ohio State University di Columbus yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
"Kehamilan dapat memberikan banyak tekanan pada tubuh, terutama jantung Anda," kata Mehta yang juga memimpin penulisan pernyataan ilmiah American Heart Association.
Stergiopoulos mengatakan penelitian di masa depan harus secara khusus memeriksa status sosial ekonomi dan ras sebagai faktor risiko potensial lain penyakit jantung selama kehamilan.
Baca Juga: Ini Risiko yang Mengintai Jika Ibu Hamil Minum Kopi Berlebihan