Hits: Hasil Positif Palsu Tes Covid-19, Risiko Mengonsumsi Susu & Daging

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 28 Oktober 2020 | 10:20 WIB
Hits: Hasil Positif Palsu Tes Covid-19, Risiko Mengonsumsi Susu & Daging
Petugas kesehatan Jerman mendata sekaligus melakukan swab test COVID-19.[AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam kasus pengujian virus corona yang berisiko tinggi, hasil positif palsu meski tidak dinilai lebih buruk dari negatif palsu, tetap saja akan memberi dampak buruk. Tes Covid-19 yang memberi hasil positif palsu, yang secara keliru mengidentifikasi orang sehat sebagai orang yang terinfeksi virus, dapat menimbulkan konsekuensi serius, terutama di wilayah dengan kasus Covid-19 langka. Apa konsekuensinya?

Berita lainnya adalah mengenai hasil studi dari Israel yang menunjukkan bahwa konsumsi produk susu dan daging bisa berkaitan dengan peningkatan risiko kanker. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan molekuler langsung antara konsumsi produk susu dan daging dengan kanker. Waduh, apa yang harus dilakukan kalau begitu?

Simak berita selengkapnya melalui link di bawah ini.

1. Hasil Positif Palsu pada Tes Virus Corona Memiliki Dampak Serius

Baca Juga: Hasil Positif Palsu pada Tes Virus Corona Memiliki Dampak Serius

Petugas kesehatan Jerman mendata sekaligus melakukan swab test COVID-19.[AFP]
Petugas kesehatan Jerman mendata sekaligus melakukan swab test COVID-19.[AFP]

Dalam kasus pengujian virus corona yang berisiko tinggi, positif palsu meski tidak dinilai lebih buruk dari negatif palsu, tetap saja akan memberi dampak buruk.

Positif palsu, yang secara keliru mengidentifikasi orang sehat sebagai orang yang terinfeksi virus, dapat menimbulkan konsekuensi serius, terutama di wilayah dengan kasus Covid-19 langka.

Baca selengkapnya

2. Studi Israel: Konsumsi Produk Susu dan Daging Terkait dengan Risiko Kanker

Ilustrasi daging sapi
Ilustrasi daging sapi

Sebuah studi dari Israel menunjukkan bahwa konsumsi produk susu dan daging bisa berkaitan dengan peningkatan risiko kanker. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan molekuler langsung antara konsumsi produk susu dan daging dengan kanker.

Baca Juga: 5 Manfaat Susu Hangat Bagi Kesehatan

Melansir dari Healthshots,  hubungan tersebut dapat menjelaskan tingginya insiden kanker di antara mereka yang mengonsumsi produk susu dan daging merah dalam jumlah besar. Efek dari daging dan produk susu serupa dengan hubungan antara kolesterol tinggi dan peningkatan risiko penyakit jantung.

Baca selengkapnya

3. Pasien Virus Corona Tanpa Gejala Lebih Cepat Kehilangan Antibodi

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)

Pasien virus corona Covid-19 tanpa gejala atau asimptomatik akan kehilanga antibodi lebih cepat dibandingkan pasien dengan gejala.

Temuan oleh Imperial College Londo dan firma riset pasar Ipsos Mori juga menunjukkan hilangnya antibodi lebih lambat pada usia 18-24 tahun dibandingkan mereka yang berusia 75 tahun ke atas.

Baca selengkapnya

4. Anak Masuki Masa Pubertas? Ini yang Sebaiknya Dilakukan Orangtua

Ilustrasi anak perempuan pubertas. (Shutterstock)
Ilustrasi anak perempuan pubertas. (Shutterstock)

Orangtua harus peka terhadap pertumbuhan fisik anak. Sebab bisa jadi kondisi itu menjadi tanda anak mengalami pubertas.

Pada anak perempuan pubertas bisa terjadi mulai usia 8-13 tahun dengan tanda paling umum pertumbuhan payudara.

Baca selengkapnya

5. Akhirnya Terjawab, Kekurangan Protein Ini Malah Bikin Jerawat Sulit Diobati

Ilustrasi wajah berjerawat (Shutterstock)
Ilustrasi wajah berjerawat (Shutterstock)

Sebuah tim peneliti internasional telah menemukan bahwa orang berjerawat memiliki tingkat ekspresi protein GATA6 yang lebih rendah di kulit mereka.

Dilansir Medical Xpress, jerawat merupakan kondisi kulit yang mana kelenjar sebaceous terinfeksi atau meradang. Kondisi ini juga dianggap sebagai kondisi kulit umum yang memengaruhi 650 juta orang di seluruh dunia.

Baca selengkapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI