Studi AS: Covid-19 Sebabkan berbagai Jenis Kerusakan Jantung, Terutama Pria

Rabu, 28 Oktober 2020 | 07:52 WIB
Studi AS: Covid-19 Sebabkan berbagai Jenis Kerusakan Jantung, Terutama Pria
Ilustrasi pasien menggunakan alat bantu pernapasan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kerusakan jantung akibat virus corona Covid-19 bisa muncul dengan berbagai jenis. Dalam hal ini, para peneliti telah mengidentifikasi berbagai jenis cedera struktural pada jantung pasien Covid-19 yang mengalami pembekuan darah dan serangan jantung.

Melansir dari Times of India, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiolog ini menyebutkan bahwa kelainan pada jantung terkait dengan risiko kematian yang lebih tinggi di antara pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

"Kami menemukan bahwa di antara pasien Covid-19 yang menjalani ekokardiografi transthoracic, kelainan struktur jantung mereka beragam dan terjadi pada hampir dua pertiga pasien," jelas penulis studi, Gennaro Giustino dari The Mount Sinai Hospital.

Ilustrasi Pasien Covid-19. (Pexels)
Ilustrasi Pasien Covid-19. (Pexels)

Menurut penelitian tersebut, rata-rata usia pasien yang mengalami kondisi tersebut berusia antara 63 tahun di mana 67,2 persen di antaranya adalah laki-laki.

Baca Juga: Positif COVID-19, Presiden FIFA Gianni Infantino Diisolasi

Tercatat bahwa 190 dari 305 pasien memiliki bukti kerusakan jantung 118 di antaranya mengalami kerusakan jantung pada saat masuk rumah sakit, dan 72 mengalami cedera jantung selama dirawat di rumah sakit.

Sebanyak 26,3 persen pasien mengalami disfungsi di bilik ventrikel kanan jantung, 23,7 persen memiliki kelainan gerakan dinding ventrikel kiri regional, 18,4 persen peradangan jantung, sementara 13,2 persen memiliki disfungsi diskolatik jantung, dan 7,2 persen mengalami kelebihan caira di jantung. 

"Oleh karena itu, deteksi dini kelainan struktural mungkin bisa memandu perawatan yang lebih tepat, termasuk antikoagulasi dan pendekatan lain untuk pasien rawat inap dan pasca rawat inap," kata rekan penulis studi Valentin Fuster dari Rumah Sakit Mount Sinai, Amerika Serikat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI