Suara.com - Indonesian Cancer Information and Support Center Association (CISC) terus mendorong peran serta Patient Navigator (PN) atau pendamping dalam mendukung pasien kanker payudara selama proses pengobatan.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI), Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad(K), mengatakan bahwa peran seorang patient navigator sangatlah sentral dalam memfasilitasi hubungan dengan pasien secara lingkungan.
Tak hanya itu, pendamping pasien juga berperan dalam memberikan informasi, memfasilitasi kebutuhan pelayanan kesehatan, memfasilitasi untuk membuat keputusan, memberikan dukungan psikologis, membantu untuk mencarikan bantuan, hingga identifikasi dan mengembangkan community support.
“Dengan dukungan patient navigator, diharapkan pasien dapat meningkatkan kesiapan emosional dan informasi terkait pengobatan. Sehingga pasien lebih percaya diri dan memiliki harapan dengan adanya dukungan sosial,” ujar Soehartarti dalam pernyataannya seperti rilis yang diterima Suara.com, Selasa (27/10/2020).
Baca Juga: Menyehatkan, Konsumsi 4 Makanan Penurun Risiko Kanker Payudara
Sementara, Ketua Umum CISC, Aryanthi Baramuli Putri, menerangkan bahwa keberadaan pendamping sangat penting dalam mencapai misi untuk memastikan akses perawatan kanker yang layak dan tepat waktu bagi pasien kanker payudara.
“Karena pengaruh itu, CISC siap mengadakan pelatihan bagi peserta program Focus Group kanker payudara, untuk menjadi patient navigator atau pendamping, sehingga pasien kanker payudara dapat hidup lebih berkualitas, berarti dan bersemangat,” kata dia.
Dalam mendukung pengembangan patient navigator, saat ini CISC telah meluncurkan program pelatihan patient navigator secara virtual didukung Pfizer Indonesia untuk anggota yang berada di DKI Jakarta, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan berbagai kota besar lainnya.
Dalam pelatihan ini nantinya akan diberikan sejumlah tips. Pertama, memahami dan berempati terhadap pasien serta menjadi pendengar yang aktif. Kedua, mengajak patient group agar dapat saling mendukung.
Lalu, ketiga, memotivasi dan membantu pasien dalam merencanakan pengobatan yang benar sesuai saran dokter. Keempat, memberi masukan perencanaan pembiayaan pengobatan seperti syarat dan administrasi BPJS.
Baca Juga: Keterlambatan Diagnosis Kanker Payudara pada Pria Bisa Berakibat Fatal
Kemudian, kelima, mendukung dan memberi masukan ke caregiver (keluarga) dalam membantu aktivitas sehari-hari pasien. Serta, keenam, memiliki kemampuan komunikasi yang baik seperti berkomunikasi dengan layanan kesehatan.