Suara.com - Mitos mengenai nutrisi banyak beredar di tengah masyarakat. Hal tersebut bisa menjadi penghalang untuk mencegah masyarakat memperoleh pengetahuan nutrisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan tubuhnya.
Untuk mengungkap kebenaran seputar beberapa mitos mengenai nutrisi yang beredar di masyarakat, khususnya Asia Pasifik, Herbalife Nutrition Indonesia kembali menggelar "Herbalife Nutrition Asia Pacific Nutrition Myths Survey 2020".
Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi mengungkap, jika survei ini melibatkan 5.500 responden yang berasal dari Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam.
"Prevalensi kesalahan informasi dan mitos terkait nutrisi telah menjadi penghalang utama yang mencegah konsumen memperoleh pengetahuan nutrisi yang akurat. Karena itu kegiatan rutin bulanan ini penting untuk memberikan kontribusi atas upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya nutrisi," jelas dia berdasarkan siaran pers yang suara.com terima pada Selasa (27/10/2020).
Baca Juga: Studi: Nutrisi Seimbang Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental dan Kemampuan Otak
Survei ini mengungkapkan bahwa media sosial merupakan kanal informasi yang paling sering digunakan untuk mencari informasi seputar nutrisi di kalangan konsumen Asia Pasifik.
Sebanyak 7 dari 10 (68 persen) konsumen di Asia Pasifik menggunakan media sosial setiap bulan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan nutrisi dan kesehatan.
Tak hanya itu, menurut survei tersebut, 7 dari 10 konsumen di Asia Pasifik sangat sadar akan pentingnya pengetahuan tentang nutrisi. Hal ini cukup menggembirakan, karena ini berarti semakinbanyakmasyarakat AsiaPasifikyangsadarakan pentingnya nutrisibagi kesehatantubuhnya.
Namun sayangnya, hanya 4 dari 10 konsumen di Asia Pasifik yang merasa yakin dengan kebenaran informasi nutrisi yang mereka dapatkan dari berbagai kanal informasi.
Hasil survei juga menyatakan bahwa, kurang dari seperempat (23 persen) responden menjawab setengah atau lebih pertanyaan dengan benar. Selain itu, hanya empat dari 10 (38 persen) konsumen yang menyatakan keyakinan kuat terhadap pengetahuan seputar nutrisi yang mereka miliki.
Baca Juga: Protein hingga Vitamin A, Kenali 5 Kekurangan Nutrisi Paling Umum
Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman akan nutrisi secara keseluruhan di antara konsumen di Asia Pasifik. Berdasarkan informasi yang digunakan oleh konsumen di Asia Pasifik, survei ini juga mengungkapkan bahwa media sosial menjadi rujukan utama dalam memperoleh informasi terkait nutrisi.
Di mana 68 persen mengatakan bahwa mereka menggunakan mediasosial, 64 persen memilih teman dan keluarga sebagai rujukan informasi dan 59% memilih publikasi media dan situs web setidaknya sebulan sekali.
"Dengan banyaknya sumber informasi gizi dan maraknya mitos seputar nutrisi, ini akan mempersulit konsumen untuk mendapatkan informasi yang akurat serta membedakan fakta atau mitos seputar nutrisi," tutupnya.