Suara.com - Soda merupakan minuman berkarbonasi yang mengandung banyak gula, sehingga tidak sehat bagi kesehatan. Bahkan, sau kalengnya (12 ons) memiliki 9,75 sendok teh gula.
Sebuah penelitian pada 2011 yang terbit dalam jurnal Injury Prevention pun menunjukkan remaja yang mengonsumsi lima atau lebih minuman bersoda dalam seminggu cenderung melakukan kekerasan kepada keluarga dan temannya daripada mereka yang jarang meminumnya.
Direktur medis Everyday Health dan dokter praktik di Massachusetts General Hospital Chelsea Urgent Care Clinic menjelaskan hubungan minuman soda dengan kesehatan anak dan remaja:
1. Risiko obesitas dan diabetes
Baca Juga: Pengaruh Minuman Keras, Ismail Tega Cekik Anaknya Sendiri, dan Nyaris Tewas
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi soda secara teratur meningkatkan risiko obesitas dan diabetes pada anak.
Selain itu, soda juga mengandung asam yang dapat mengikis enamel gigi, sehingga meningkatkan risiko gigi berlubang.
2. Mengonsumsinya sesekali masih aman
Idealnya, soda tidak boleh menjadi minuman rutin dari pola makan anak.
Soda manis tidak hanya mengandung banyak "kalori kosong", tetapi banyak mengandung kafein, yang dapat mempengaruhi perilaku dan pola tidur mereka.
Baca Juga: Dijual di Pinggir Jalan, Minuman Bir Ini Berkhasiat dan Nggak Bikin Mabuk
3. Menghentikan kebiasaan soda pada anak dimulai dari rumah
Alih-alih soda atau jus, berikan anak air putih atau susu rendah lemak atau tidak berlemak. Seiring bertambahnya usia anak, kebutuhan kalsium mereka naik, jadi remaja juga harus minum banyak susu.
Ini akan membantu mereka memahami bahwa minuman soda adalah untuk acara-acara khusus, bukan suguhan harian.