Studi: Risiko Kematian Pasien Covid-19 yang Konsumsi Aspirin Lebih Rendah

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Senin, 26 Oktober 2020 | 12:19 WIB
Studi: Risiko Kematian Pasien Covid-19 yang Konsumsi Aspirin Lebih Rendah
Ilustrasi (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasien Covid-19 rawat inap yang mengonsumsi aspirin setiap hari untuk kesehatan kardiovaskular ditemukan memiliki risiko kematian lebih rendah, dibanding yang tidak mengonsumsinya.

Menurut sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti dengan University of Maryland School of Medicine ini, menemukan juga risiko komplikasi lebih rendah pada mereka.

Di sisi lain, peluang mereka masuk ke ICU dan pemakaian ventilator juga menurun. Demikian dilansir dari Fox News, di mana rilis berita diterbitkan minggu lali di jurnal Anesthesia and Analgesia.

Tim peneliti melihat rekam medis dari sekitar 412 pasien yang dirawat di rumah sakit karena komplikasi Coovid-19. Usia rata-rata pasien adalah 55 tahun. Semua pasien dalam penelitian ini dirawat di Pusat Medis Universitas Maryland di Baltimore atau tiga rumah sakit lain di sepanjang East Cost.

Baca Juga: Lagi! Keluarga Jemput Paksa Jenazah Pasien Corona, Kali Ini di Kerinci

Adapun kondisi kesehatan bawaan pasien meliputi hipertensi, diabetes, penyakit ginjal, dan lainnya. Baik usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, dan ras, semuanya diperhitungkan dalam penelitian ini.

Kira-kira seperempat pasien meminum aspirin dosis rendah setiap hari sebelum mereka dirawat atau mulai meminum obat segera setelah mereka dirawat di rumah sakit.

Medical ventilator yang sangat dibutuhkan para pasien Covid-19. Pabrikan otomotif juga akan menggarap ketersediaannya. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Medical ventilator yang sangat dibutuhkan para pasien Covid-19. Pabrikan otomotif juga akan menggarap ketersediaannya. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].

Dalam analisis, penulis penelitian menyimpulkan bahwa mereka yang mengonsumsi aspirin memangkas 44 persen kemungkinan memerlukan ventilasi, dan 43 persen lebih sedikit risiko untuk masuk ke ICU.

Hal yang utama, kata para peneliti, mereka yang mengonsumsi aspirin juga mengalami 47 persen penurunan risiko kematian di rumah sakit, dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi aspirin.

"Para pasien dalam kelompok aspirin tidak mengalami peningkatan efek samping yang signifikan seperti pendarahan berat saat dirawat di rumah sakit," ujar peneliti.

Baca Juga: Penelitian Sebut Virus Corona Bermutasi dan Pasien Meninggal Lebih Cepat?

Para peneliti berhipotesis bahwa efek pengencer darah aspirin mungkin telah berperan dalam hasil positif bagi pasien Covid-19 rawat inap. Sebab, infeksi Covid-19 meningkatkan risiko pembekuan darah berbahaya yang dapat terbentuk di jantung, paru-paru, pembuluh darah, dan organ lain.

"Komplikasi dari pembekuan darah dapat, dalam kasus yang jarang terjadi, menyebabkan serangan jantung, stroke dan kegagalan berbagai organ serta kematian," kata peneliti.

"Ini adalah temuan kritis yang perlu dikonfirmasi melalui uji klinis acak," kata pemimpin studi Dr. Jonathan Chow, asisten profesor anestesiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, dalam sebuah pernyataan.

Menurutnya, jika temuan ini dikonfirmasi, itu akan membuat aspirin menjadi obat bebas pertama yang tersedia secara luas untuk mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19.

Para peneliti dalam studi tersebut juga mencatat bahwa temuan memberikan optimisme, namun tetap memperingatkan setiap pasien Covid-19 harus berkonsultaso dengan dokter sebelum minum aspirin setiap hari.

Karena mereka yang menderita penyakit ginjal kronis atau menggunakan obat lain mungkin tidak bisa minum aspirin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI