Kabar Baik, Laki-laki Memproduksi Antibodi Covid-19 Lebih Banyak

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 26 Oktober 2020 | 06:35 WIB
Kabar Baik, Laki-laki Memproduksi Antibodi Covid-19 Lebih Banyak
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah penelitian memang menyebut bahwa laki-laki lebih rentan terpapar Covid-19. Tapi studi lain menyebut bahwa rata-rata, pria menghasilkan lebih banyak antibodi Covid-19 daripada perempuan.

Menurut penelitian dari Portugal, 90 persen pasien memiliki antibodi yang dapat dideteksi hingga tujuh bulan setelah tertular virus SARS-CoV-2.

Hasilnya, yang diterbitkan dalam European Journal of Immunology, juga menunjukkan bahwa usia bukanlah faktor perancu dalam tingkat antibodi yang diproduksi, tetapi tingkat keparahan penyakit. Demikian seperti dilansir dari Times of India.

"Sistem kekebalan kami mengenali virus SARS-CoV-2 berbahaya dan menghasilkan antibodi sebagai tanggapan terhadapnya, yang membantu melawan virus," kata penulis studi Marc Veldhoen dari Medicina Molecular Joao Lobo Antunes di Portugal.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)

Untuk temuan ini, tim peneliti menyiapkan tes serologi Covid-19 spesifik dan serbaguna yang sensitif di rumah.

Mereka mulai memantau tingkat antibodi lebih dari 300 pasien rumah sakit dan petugas kesehatan Covid-19, dan lebih dari 200 relawan pasca-Covid-19.

Hasil studi cross-sectional enam bulan ini menunjukkan pola klasik dengan peningkatan cepat kadar antibodi dalam tiga minggu pertama setelah gejala Covid-19 dan, seperti yang diharapkan, penurunan ke tingkat menengah sesudahnya.

"Dalam fase respons awal ini, rata-rata pria memproduksi lebih banyak antibodi daripada wanita, tetapi levelnya seimbang selama fase resolusi dan serupa antara jenis kelamin pada bulan-bulan setelah infeksi SARS-CoV-2," kata Veldhoen.

Pada fase akut respon imun, tim mengamati tingkat antibodi yang lebih tinggi pada pasien dengan penyakit yang lebih parah.

Baca Juga: Perpanjang PSBB Transisi, Anies Klaim Kasus Corona di Jakarta Mulai Landai

Selain itu, hasil menunjukkan bahwa usia bukanlah faktor perancu untuk produksi antibodi, karena tidak ada perbedaan signifikan yang diamati antara kelompok usia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI