Suara.com - Selama ini ada beberapa mitos tentang penyebab kanker payudara yang berkembang di masyarakat, di antaranya penggunaan antiperspirant atau deodoran serta bra berkawat.
Beredarnya mitos ini akibat kekhawatiran dua hal ini:
- Bahan kimia antiperspirant diserap melalui kulit, menghalangi pelepasan racun saat Anda berkeringat, dan menyebabkan racun ini menumpuk di payudara.
- Bra berkawat menyebabkan kanker payudara karena menghalangi pembuangan cairan getah bening dari bagian bawah payudara sehingga tidak bisa masuk kembali ke dalam tubuh.
Baca Juga: Studi: Menyusui Bisa Turunkan Risiko Kanker Ovarium hingga 24 Persen
Namun, berdasarkan BreastCancer.org, hingga kini klaim tersebut tidak berbukti.
Bahkan, antiperspirant yang 'kuat' pun tidak akan menghalangi keluarnya semua keringat di ketiak.
Sebagian besar zat penyebab kanker dikeluarkan oleh ginjal dan dilepaskan melalui urine atau diproses oleh hati. Jadi, berkeringat bukanlah cara utama bagi tubuh untuk mengeluarkan racun.
Sementara ada kekhawatiran bahan kimia, seperti phthalate dan paraben yang digunakan untuk wewangian dan pengawetan, dari seluruh daftar produk perawatan pribadi (termasuk antiperspirant) yang diserap oleh tubuh, bahan kimia ini tidak mungkin menjadi penyebab kanker payudara.
Begitu pula dengan bra berkawat. Hanya ada satu studi yang melihat hubungan antara memakai bra dan kanker payudara.
Baca Juga: Kemoterapi Ditunda akibat Lockdown, Wanita Ini Meninggal karena Kanker Otak
Padahal, tidak ada perbedaan risiko yang nyata pada wanita yang mengenakan bra dengan yang tidak.
Kecuali berat badan berlebih, yang memang meningkatkan risiko kanker payudara. Dan wanita dengan berat badan berlebih cenderung memiliki ukuran payudara lebih besar dan mereka pasti memakai bra.
Masalah bobot inilah yang mungkin menjadi penyebab mitos ini terus beredar.