Awas, Virus Sakit Dingin Bisa Rusak Otak Bayi Belum Lahir Selama Kehamilan!

Sabtu, 24 Oktober 2020 | 09:45 WIB
Awas, Virus Sakit Dingin Bisa Rusak Otak Bayi Belum Lahir Selama Kehamilan!
Ilustrasi ibu hamil (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian baru menemukan bahwa jenis virus herpes simpleks (HSV-1) bisa ditularkan ke janin selama masa kehamilan. Virus ini bisa merusak otak bayi sebelum lahir.

Menurut para ilmuwan di Universitas Wuhan, China, virus ini juga bisa berkontribusi pada berbagai cacat perkembangan dan masalah neurologis jangka panjang.

Umumnya, HSV-1 dikenal sebagai virus sakit dingin yang tidak berbahaya bagi orang dewasa, tetapi bisa berakibat fatal bagi bayi dengan sistem kekebalan tubuh lebih lemah.

Virus ini bisa menyebar dengan cepat ke otak bayi dan menyebabkan banyak kegagalan organ hingga kematian. Para ahli melalui jurnal PLOS Pathogens, ingin memahami lebih lanjut tentang HSV-1 yang bisa memengaruhi bayi belum lahir.

Baca Juga: Inggris Membuat Tes Air Liur untuk Deteksi Virus Corona Hanya 15 Menit!

Peneliti Pu Chen dan Ying Wu mengatakan sejauh ini, penelitian di bidang ini terhambat oleh akses terbatas ke jaringan otak janin manusia.

Ilustrasi herpes [shutterstock]
Ilustrasi herpes [shutterstock]

Para peneliti menghasilkan 3 model gangguan perkembangan saraf berbasis sel yang berbeda, termasuk lapisan sel 2D dan struktur mirip otak 3D.

Model-model ini didasarkan pada sel induk berpotensi majemuk yang diinduksi manusia (hiPSC), yang dihasilkan oleh sel dewasa khusus yang diprogram ulang secara genetik.

Pemodelan mereka mengungkapkan bahwa infeksi HSV-1 dalam sel-sel ini mengakibatkan kematian sel serta gangguan produksi neuron baru.

Penyakit ini juga meniru fitur patologis gangguan perkembangan saraf di otak janin manusia, termasuk kelainan pada struktur otak.

Baca Juga: Studi Denmark: Orang Golongan Darah O Tidak Mudah Tertular Virus Corona

Model 3D juga menunjukkan bahwa infeksi HSV-1 mendorong penyebaran abnormal sel non-neuron yang disebut mikroglia bersama dengan aktivasi molekul inflamasi.

Menurut peneliti, temuan ini membuka jalan terapeutik baru untuk menargetkan reservoir virus yang relevan dengan gangguan perkembangan saraf.

"Studi ini memberikan bukti baru bahwa infeksi HSV-1 mengganggu perkembangan otak manusia dan berkontribusi pada hipotesis patogen gangguan perkembangan saraf," jelas peneliti mengutip dari The Sun, Sbatu (24/10/2020).

Dr Sarah Jarvis, Direktur Klinis Patientaccess.com, juga mengatakan dokter telah mengetahui kalau virus herpes simpleks bisa ditularkan ke bayi belum lahir selama beberapa tahun.

Tapi, hal itu tidak umum. Karena, mungkin antara 1 dari 100 ribu dan 1 dari 50 ribu bayi yang mengalaminya. Meski begitu, sebagian besar bayi bisa tertular virus herpes selama persalinan pervaginam jika ibunya menderita herpes genital.

Ada dua jenis herpes, yakni tipe 1 yang bisa menyebabkan luka dingin atau herpes genital dan tipe 2 yang hanya bisa menyebabkan herpes genital.

"Menularkan virus ke bayi di dalam rahim bisa mengakibatkan komplikasi serius bagi bayi, termasuk masalah perkembangan sistem saraf. Meskipun kondisi ini sangat jarang terjadi," jelas Dr Sarah.

Dr Sarah juga mengatakan, bayi belum lahir semakin rentan terhadap virus herpes bila semakin mudah usianya. Biasanya, bayi memiliki risiko terbesar tertular virus dalam 4 minggu pertama kehidupannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI