Suara.com - Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) belum lama ini melakukan modifikasi fisik pada ubi kayu atau singkong dengan dijadikan sebagai tepung ubi kayu pregel. Nantinya, bahan pangan satu ini bisa diolah menjadi aneka macam makanan seperti roti dan mi.
Terlepas dari penemuan tersebut, bahan dasar dari tepung pregel ini merupakan ubi kayu yang memiliki segudang manfaat kesehatan karena terkenal memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. S
Selain itu, ubi kayu juga terbukti mengandung beta karoten yang merupakan senyawa organik yang baik bagi tubuh. Dengan demikian, ubi kayu atau singkong dinobatkan sebagai sumber pangan lokal berkualitas.
Karena kandungan nutrisinya yang beragam, ubi kayu atau singkong dianggap memiliki manfaat bagi kesehatan seperti yang telah Suara.com rangkum dari Alodokter.com, Jumat (23/10/2020) berikut ini!
Baca Juga: Kenali 6 Manfaat Sagu, Baik Bagi Kesehatan Kulit dan Tubuh!
Menambah energi
Ubi kayu atau singkong mengandung kalori yang cukup tinggi. Dalam 100 gram singkong, terkandung 110-150 kalori. Jumlah kalori ini lebih tinggi daripada kalori pada umbi-umbian jenis lain seperti kentang dan ubi. Oleh karena itu, Anda bisa mendapatkan energi ekstra untuk menjalani aktivitas sehari-hari jika mengonsumsi singkong.
Merupakan sumber serat dan karbohidrat kompleks
Selain kalori, ubi kayu atau singkong juga kaya akan karbohidrat kompleks dan serat. Kedua nutrisi ini berfungsi untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan, mengurangi peradangan, dan mengendalikan kadar gula darah. Bila kadar gula darah terkendali, risiko terjadinya diabetes tipe 2 dan obesitas juga akan lebih rendah.
Memiliki kandungan antioksidan yang baik
Manfaat ubi kayu atau singkong lainnya bisa didapat dari kandungan vitamin C, vitamin A, dan beta-karoten di dalamnya. Vitamin C dan vitamin A merupakan antioksidan yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari efek radikal bebas, mencegah penyakit jantung, hingga mengatasi kerutan di kulit.
Sementara beta-karoten berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah kekambuhan gejala asma, mengurangi risiko kanker, serta baik untuk kesehatan kulit dan mata. Asupan nutrisi ini juga dapat mencegah berbagai penyakit mata, seperti katarak dan degenerasi makula terkait usia (AMD).
Selain manfaat di atas, singkong juga diklaim dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk mengatasi kelelahan, diare, infeksi, masalah kesuburan, dan menginduksi persalinan. Kendati demikian, manfaat singkong sebagai obat alternatif ini belum terbukti secara medis.
Baca Juga: Konsumsi 4 Vitamin Ini Untuk Tingkatkan Imunitas Tubuh
Fakta Sebelum Dikonsumsi Ubi Kayu
Meski ada banyak manfaat ubi kayu atau singkong bagi kesehatan, Anda perlu mengkonsumsinya dengan hati-hati. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan terkait tanaman ini:
Ubi kayu atau singkong mengandung zat kimia yang disebut glikosida sianogen. Bahan kimia ini dapat melepaskan sianida di dalam tubuh. Oleh karena itu, singkong harus diolah dengan benar sebelum dimakan untuk mencegah keracunan sianida.
Mengkonsumsi ubi kayu atau singkong terlalu banyak di masa kehamilan dan menyusui juga tidak aman. Konsumsi singkong terlalu banyak saat hamil diduga dapat meningkatkan risiko bayi mengalami cacat bawaan lahir dan kelainan tiroid.
Ubi kayu atau singkong diketahui dapat menurunkan jumlah yodium yang diserap oleh tubuh. Oleh karena itu, terlalu sering mengonsumsi singkong dalam jumlah banyak berpotensi menyebabkan kekurangan yodium.
Mengkonsumsi ubi kayu atau singkong dapat menurunkan kadar hormon tiroid dalam tubuh. Anda dilarang mengonsumsi pangan ini jika menderita penyakit tiroid atau tengah menjalani terapi penggantian hormon tiroid.
Cara Mengolah Ubi Kayu atau Singkong yang Benar
Untuk mengonsumsi ubi kayu atau singkong, pastikan Anda mengolahnya dengan benar. Meski proses pengolahan dapat mengurangi nutrisi yang terkandung dalam singkong, hal ini perlu dilakukan untuk menghilangkan zat sianida yang berbahaya.
Agar lebih aman dikonsumsi, ubi kayu atau singkong perlu diolah dengan cara mengupas kulitnya terlebih dahulu, kemudian merendam bagian batangnya yang berwarna putih di dalam air bersih selama 48-60 jam.
Setelah proses perendaman selesai, lanjutkan dengan dimasak hingga benar-benar matang sempurna. Anda bisa menggoreng, merebus, atau mengukusnya selama minimal 25 menit. Hal ini untuk mencegah keracunan sianida saat dikonsumsi.