Musim Hujan, Waspada Ancaman Hewan Pembunuh Nomor Satu di Dunia

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 23 Oktober 2020 | 05:44 WIB
Musim Hujan, Waspada Ancaman Hewan Pembunuh Nomor Satu di Dunia
Ilustrasi digigit nyamuk. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar menyebut ada alasan khusus mengapa nyamuk pantas disebut sebagai hewan pembunuh nomor satu di dunia.

Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Hewan IPB University Prof Dr drh Upik Kesumawati Hadi mengatakan masyarakat harus mewaspadai nyamuk, yang mengancam kesehatan di musim hujan.

"Nyamuk menyebabkan lebih banyak penderitaan kepada manusia jika dibandingkan organisme lain dan tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga hewan," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Prof Upik mengatakan badan kesehatan dunia atau WHO dalam World Malaria Report 2019 memperkirakan ada 228 juta kasus malaria terjadi pada 2018. Sedikit berbeda dengan kasus pada 2017 dengan jumlah 210 juta di seluruh dunia.

"Jumlah kematian akibat malaria sebanyak 405.000 pada 2018 dan 416.000 selama 2017. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak di Sub-Sahara Afrika dan Asia," ujar dia.

Hal tersebut, katanya, merupakan laporan kerugian akibat satu penyakit, yaitu malaria, belum termasuk kematian akibat penyakit tular nyamuk lainnya.

Selain malaria, menurut dia, ada berbagai jenis arbovirus yang ditularkan oleh nyamuk, yakni virus dengue, chikungunya, japanese encephalitis dan lain-lain yang secara endemik ditemukan di Indonesia.

Terkait penularan penyakit tersebut, kata dis, dapat terjadi karena banyak faktor, namun yang jelas terjadi ketika manusia memiliki mobilitas tinggi yang memungkinkan terjadinya kontak erat dengan nyamuk.

Misalnya pada saat melakukan aktivitas perjalanan, perdagangan dan pariwisata, baik di dalam maupun luar negeri atau dari daerah non-endemis menuju daerah endemis.

Baca Juga: Jumlah Sembuh Bertambah, Pasien COVID-19 Tangsel Diberi Obat Malaria

"Nyamuk adalah serangga kecil, mulai dari badannya, sayapnya, kaki-kakinya dan mulutnya yang langsing serta keberadaannya di sekitar permukiman menjadi pengganggu kenyamanan," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI