Suara.com - Pengurus Besar Persatuan Dokter Indonesia (PB IDI) kembali menyurati Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. PB IDI kali ini meminta Menkes Terawan memilih vaksin yang baik untuk masyarakat Indonesia.
Dalam salah satu poin rekomendasinya, PB IDI menyoroti uji coba vaksin Sinovac di Brasil. PB IDI meminta Menkes Terawan berhati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam mengadkan program vaksinasi Covid-19.
"Dalam hal pemilihan jenis vaksin yang akan disediakan, ada syarat mutlak yang harus dipenuhi yaitu vaksin yang akan digunakan sudah terbukti efektivitasnya, imunogenitasnya serta keamanannya dengan dibuktikan adanya hasil yang baik melalui uji klinik fase 3 yang sudah dipublikasikan," ujar PB IDI dalam surat resminya.
Mereka melanjutkan, bahwa dari data yang ada, saat ini uji coba vaksinasi Sinovac di Brasil sudah selesai dilaksanakan pada 9000 relawan.
Baca Juga: Daerah Zona Merah Akan Jadi Prioritas Distribusi Vaksin Covid-19
Namun hasilnya baru akan dikeluarkan segera setelah selesai dilakukan vaksinasi pada 15.000 relawan.
"Kita bisa melihat bahwa unsur kehati-hatian juga dilakukan Negara lain dengan tetap menunggu data lebih banyak lagi dari hasil uji klinis fase 3," tegas PB IDI.
PB IDI kembal menekankan, bahwa program vaksinasi adalah sesuatu program penting namun tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa.
Dalam kasus terpisah, dikabarkan bahwa seorang peserta uji klinis vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Universitas Oxford, meninggal.
Hal itu dilaporkan oleh Otoritas kesehatan Brazil Anvisa. Meski demikian, ia menambahkan bahwa uji coba vaksin tersebut akan dilanjutkan.
Baca Juga: Duh, Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 AstraZeneca di Brasil Meninggal
Dikutip dari Antara, Oxford membenarkan bahwa ada rencana untuk terus melakukan pengujian.
Melalui pernyataan, universitas itu mengatakan bahwa setelah penilaian yang cermat "tidak ada kekhawatiran tentang keamanan uji klinis."