Suara.com - Pemerintah terus mengingatkan masyarakat untuk tetap berada di rumah saat libur panjang di akhir Oktober 2020 nanti. Meski begitu, tak sedikit masyarakat yang sudah berencana untuk berwisata saat libur panjang nanti. Tanpa bermaksud melarang masyarakat pergi berlibur, dr. Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD menyarankan untuk melakukan persiapan detil sebelum Anda pergi liburan di tengah pandemi Covid-19 ini. Salah satunya dengan melakukan vaksinasi untuk menghindari paparan virus yang bisa menginfeksi di tempat wisata ataupun di perjalanan.
“Karena dengan melakukan berbagai persiapan, seperti divaksin, akan bisa terhindar dari penyakit. Selain itu, jangan lupa untuk menerapkan protokol kesehatan di mana saja berada,” ujar Jeffri dalam pernyataannya saat live youtube Prosehat, Rabu (21/10/2020).
Vaksin sendiri merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit, yang disebabkan oleh bakteri atau virus, sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi tersebut.
Selain melakukan vaksinasi, untuk menghindari Covid-19 yang tengah mewabah, dr. Jeffri juga menyarankan untuk menghindari kontak fisik dan juga lebih waspada kalau memang Anda memiliki risiko tinggi seperti penyakit jantung dan hipertensi, dan juga tidak bepergian memiliki gejala ke area Covid-19.
Baca Juga: Libur Panjang Maulid Nabi Muhammad, Menhub Minta Masyarakat Diam di Rumah
Dia juga meminta ada baiknya sebelum pergi ke sebuah negara, perhatikan wabah yang sedang melanda negara tersebut. Kalau liburannya hanya berada di Indonesia bisa dilihat apakah wilayah tersebut merupakan zona merah Covid-19 atau bukan.
“Kita lihat apa yang dibutuhkan itu tergantung beberapa faktor pertama negara tujuan, dan regulasi dari imigrasi dan serta cek website kementerian Kesehatan soal zona merah Covid-19, dan disarankan minimal sebelum sebulan bepergian sudah mendapatkan vaksin yang kita butuhkan jadi jangan mepet,” jelasnya.
Lebih lanjut, menurut dia, bahwa vaksin yang saat ini paling sering direkomendasikan adalah influenza, ini mengingat vaksin Covid-19 masih terus dikembangkan di Indonesia.
Jeffri menambahkan influenza ini dalam penelitian akhir memang banyak yang terjangkit Covid-19, terlihat memang ada hubungan dimana yang pasien belum melakukan vaksin influenza lebih banyak terkena Covid-19, dan akibatnya terlihat lebih berat dan besar yang dialami pasien.
“Untuk penggunaan vaksin ini dianjurkan enam bulan sekali, alasannya karena vaksin atau virus influenza ini dapat mutasi dan selalu berubah sifatnya, namun jenisnya tidak berbeda jauh dari sebelumnya,” terangnya.
Baca Juga: Libur Panjang Pekan Depan, Mendagri Tak Larang Peringatan Maulid Nabi SAW
Bahkan, ia juga menegaskan, meski traveller tampak sehat, maka perlu juga melakukan vaksinasi tersebut. Karena, banyak juga masyarakat yang terinfeksi virus Covid-19 tanpa gejala, dan itu akan sangat berpotensi menularkan untuk sanak keluarganya.