Suara.com - Tocilizumab merupakan obat rheumatoid arthritis yang disebut bisa digunakan untuk membantu pengobatan pasien virus corona Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Tapi, hasil 3 uji coba penelitian menunjukkan umumnya obat ini tidak meningkatkan peluang pasien untuk bertahan hidup atau membantu mereka sembuh lebih cepat.
Sedangkan, uji coba keempat menemukan bahwa obat itu meningkatkan kemungkinan bertahan hidup. Sayangnya, hasil studi observasi ini dianggap kurang pasti.
Hasil tiga uji coba obat rheumatoid arthritis ini diterbitkan dalam Journal of American Medical Association dan New England Journal of Medicine.
Meskipun hasil uji coba ini bertujuan memberikan gambaran mengenai penggunaan obat rheumatoid arthritis pada pasien virus corona Covid-19.

Tapi, obat itu bukanlah senjata terampuh yang harus digunakan pada semua pasien virus corona di rumah sakit. Karena, obat itu juga bisa membiarkan peluang infeksi virus tetap terbuka pada beberapa pasien.
"Ada kemungkinan bahwa hasil yang akan datang dari uji coba acak lainnya akan membantu kami mengidentifikasi kelompok tertentu yang bisa mendapatkan manfaatnya," kata Dr Jonathan Parr dikutip dari CNN.
Parr, asisten profesor di divisi penyakit menular di University of North Carolina di Chapel Hill bukti yang berkembang mendukung pendoman ini dan merekomendasikan untuk tidak memberikan obat rheumatoid arthritis pada pasien virus corona.
Sebelumnya, obat ini menjadi lebih banyak digunakan di Amerika Serikat, China dan Eropa untuk membantu pasien virus corona yang sakit parah.
Baca Juga: Lawan Gejala Covid-19 Panjang, Ahli Sarankan Konsumsi Suplemen Ini!
Obat ini digunakan pada pasien yang mengalami badai sitokin dengan memadamkan peradangan tak terkendali dan berkembang sebagai respons dari virus corona Covid-19.