Alasan Mengapa Ibu Hamil Rentan Alami Osteoporosis

Kamis, 22 Oktober 2020 | 14:05 WIB
Alasan Mengapa Ibu Hamil Rentan Alami Osteoporosis
Perempuan hamil bekerja. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masalah kesehatan seperti pengeroposan tulang atau osteoporosis identik dengan masalah saat lanjut usia. Padahal masalah kesehatan tersebut bisa dialami dari berbagai usia, baik tua maupun muda.

Perempuan sendiri dianggap sebagai kelompok yang paling rentan mengalami osteoporosis, terutama saat mereka tengah hamil dan menyusui.

Staf Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono menyampaikan, penelitian yang dilakukan di Saudi Arabia menyebutkan bahwa 30 persen perempuan muda berisiko mengalami penurunan kepadatan tulang. 

Lebih parah lagi, sebanyak tiga persen lainnya telah mengalami osteoporosis.

Baca Juga: Adik Melahirkan Sendirian, Bayi Buah Cinta Terlarang dengan Kakak Dibuang

"Banyak faktor perempuan alami osteponia (berkurang kepadatan tulang) dan osteoporosis. Beberapa faktornya kurang minum susu juga suplementasi kalsium dan vitamin D. Demikian juga dengan aktivitas fisik saat dewasa muda," kata Saptawati dalam webinar Eugenia bersama CDR, Kamis (22/10/2020).

Selain itu, perempuan yang sudah menopause juga rentan mengalami osteoporosis karena adanya penurunan kepadatan tulang atau densitas serta penurunan jumlah hormon estrogen yang tajam.

Di sisi lain, ibu hamil memiliki tanggungjawab untuk menunjang pertumbuhan janin. Saat awal kehidupan, janin hanya memiliki berat kurang dari 1 gram. Namun selama waktu sembilan bulan kehamilan, janin akan bertumbuh pesat hingga rata-rata 3000 gram. 

Dosen Universitas Indonesia itu menjelaskan bahwa pertumbuhan janin banyak terjadi pada struktur tulang, dan nutrisi pertumbuhan tersebut didapatkan dari tulang ibu. 

"Kalau tidak dapat asupan kalsium dari suplemen dan makanan yang dikhawatirkan ibu mengalami osteoponia dan osteoporosis. Kalau ibu tidak bisa memenuhi kalsiumnya sendiri, bayi berpotensi alami pertumbuhan tulang selalu di bawah dari rata-rata bayi-bayi yang berkecukupan," paparnya.

Baca Juga: Anjasmara Terapi Kiropraktik akibat Cedera Lawan Jambret, Adakah Risikonya?

Dari penelitian, lanjutnya, disebutkan bahwa 38 persen perempuan Asia Pasifik lebih banyak mengalami osteoporosis dibanding etnis kulit putih. Sementara pasien osteoporosis juga tiga kali lebih berisiko mengalami patah tulang.

"Kalau sudah osteoporosis hampir tiga kali berisiko patah tulang dibandingkan yang tidak. Mobilitas juga terhambat, aktivitas seperti biasa terhambat, rasanya sakit menyeluruh sehingga menyebabkan depresi dan cemas," ucapnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI