Suara.com - Terlalu banyak duduk dan sedikit bergerak dikaitkan gaya hidup tak sehat dan bisa memicu berbagai penyakit. Pada tahun 2011, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menghubungkan durasi duduk yang lama (delapan jam atau lebih sehari) dengan masalah kesehatan yang sama terkait dengan merokok.
Masalah kesehatan antara lain penyakit seperti kanker, diabetes, dan penyakit yang memengaruhi jantung dan sistem pembuluh darah.
Untuk mengeksplorasi apa pengaruh terlalu banyak duduk terhadap kesehatan seseorang, CDC melakukan penelitian untuk memahami efek gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Dilansir dari Medical Daily, sebuah studi tahun 2016 mengaitkan duduk berlebihan dengan kondisi serius seperti obesitas, lingkar pinggang yang membesar, dan faktor risiko kardiometabolik.
Baca Juga: Buah dan Sayur Ini Bantu Percepat Pembuangan Nikotin Dalam Tubuh
Laporan tersebut, yang mengamati 4.486 pria dan 1.845 wanita, menemukan efeknya jauh lebih merusak bagi pria daripada wanita. Pria yang selalu tidak banyak bergerak memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami obesitas dibandingkan mereka yang tidak.
Sedangkan studi lain, yang juga diterbitkan pada tahun 2016, menemukan bahwa banyak beraktivitas dapat menurunkan peningkatan risiko kematian dini yang dikaitkan dengan duduk terus-menerus.
Namun demikian, sebuah studi Colorado State University (CSU) menganalisis hubungan antara ketidakaktifan fisik dan kinerja kognitif dalam pandangan baru. Peneliti menemukan banyak duduk tidak seburuk kelihatannya.
Studi tersebut, yang dirancang oleh Departemen Studi Pembangunan Manusia dan Keluarga universitas, mengeksplorasi kebiasaan sehari-hari dari 228 orang dewasa tua yang sehat, berusia 60 hingga 80 tahun, selama tujuh hari.
Agar lebih akurat, para peneliti memasang sensor ke pinggul mereka untuk mendapatkan informasi, bukan perkiraan.
Baca Juga: Santuy, Viral Video Pria Naik Gunung tapi Cuma Duduk, Ditarik Warga ke Atas
Seperti yang diprediksi penelitian, orang dewasa yang berpartisipasi dalam olahraga atau aktivitas fisik yang lebih giat mengalami peningkatan memori dan kecepatan.
Namun, juga ditemukan bahwa orang dewasa yang mengambil bagian dalam gaya hidup yang tidak banyak bergerak memiliki kemampuan kosakata dan penalaran yang lebih kuat.
Studi tersebut menemukan bahwa, meskipun aktivitas fisik dapat menyebabkan kesehatan metabolisme yang lebih baik, tidak ada bukti adanya dampak atau peningkatan kognitif.
Sementara peserta yang tidak banyak bergerak lebih baik dengan kegiatan berbasis pengetahuan, seperti kosa kata atau tes pemahaman bacaan, penulis penelitian mencatat bahwa kemampuan ini cenderung menguat seiring bertambahnya usia, karena orang dewasa yang lebih tua telah memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pengalaman dari waktu ke waktu.