Suara.com - Filipina melaporkan peningkatan kasus flu babi Afrika/African Swine Flu dalam beberapa hari terakhir.
Dilansir ANTARA, Menteri Pertanian William Dar mengatakan flu babi Afrika (ASF) masih ditemukan di 25 dari 81 provinsi di Filipina.
Untuk mencegah penyebaran penyakit pada babi, Dar melalui konferensi pers mengatakan bahwa hampir 350.000 babi telah dimusnahkan sejak ASF mewabah di negara tersebut pada September 2019.
"Ini masih menjadi ancaman bagi industri babi Filipina. Penyakit babi lintas batas ini merupakan masalah yang sangat kompleks," katanya.
Baca Juga: Eksekusi Tersangka Narkoba Disorot, Presiden Filipina Siap Pasang Badan
Menurut Dar, departemen pertanian sedang berkoordinasi dengan pelaku industri untuk memulai dan menghidupkan kembali peternakan yang terkena dampak.
Dar menuturkan departemen terkait telah memberikan bantuan peluang mata pencaharian terutama bagi peternak babi kecil.
"Kami terus melanjutkan industri babi, terutama di provinsi yang terdampak. Bantuan kami berfokus pada peternak babi kecil dan rumahan," katanya.
"Ini merupakan proyek besar yang sedang kita garap untuk membantu mereka yang terkena imbas. Kami memberi mereka peluang mata pencaharian dan proyek."
Penyakit demam babi tidak berbahaya bagi manusia, namun sangat menular dan fatal bagi babi karena hingga kini belum ada obat untuk penyakit tersebut.
Baca Juga: Serius Tangani Covid-19, Filipina Naikkan Anggaran untuk Vaksin Covid-19
Babi masih menjadi sumber daging utama di Filipina dan sekitar 64 persen dari populasi babi diternak di peternakan rumahan.
Filipina merupakan importir daging babi terbesar ke tujuh di dunia.