Tahun 2024, Pemerintah Targetkan Prevalensi Stunting Turun Jadi 14 Persen

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 22 Oktober 2020 | 07:57 WIB
Tahun 2024, Pemerintah Targetkan Prevalensi Stunting Turun Jadi 14 Persen
Ilustrasi stunting. ( Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah mencanangkan penurunan prevalensi stunting di Indonesia menjadi 14 persen pada tahun 2024. Apa strategi yang dilakukan untuk mencapai target tersebut?

Dilansir ANTARA, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Purnawan Junadi, optimistis Indonesia bisa menurunkan angka stunting sesuai target apabila tingkat AARR atau pengurangan tahunan rata-ratanya bisa mencapai 3,8 persen.

"Angka stunting di bawah 14 persen atau 680 ribu kasus artinya stunting baru harus 10 persen maksimum atau turun 3,80 persen per tahun (tingkat pengurangan tahunan rata-rata," kata dia dalam diskusi media via daring tentang kemitraan multisektor dalam upaya penurunan stunting di Indonesia, Rabu (21/10/2020).

Menurut Purnawan, kondisi itu bisa terwujud melalui beberapa program yang sebenarnya sudah dilakukan di Indonesia seperti pembekalan edukasi nutrisi pada masyarakat, khususnya remaja perempuan dan ibu hamil, kepastian akses pelayanan kesehatan bagi ibu hamil maupun balita di puskesmas dan posyandu, lalu akses air bersih, dan sanitasi yang memadai.

"Kalau kita lakukan itu dengan baik, kita bisa optimis (stunting bisa turun sesuai target), (tetapi) harus kontekstual terhadap kondisi wilayah," ujar Purnawan.

Khusus akses pelayanan kesehatan ibu hamil dan remaja, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto melalui pesan video yang diputar di sela acara diskusi, memastikan tetap berlangsung sekalipun di tengah pandemi COVID-19 saat ini, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Begitu juga dengan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil, pemberian suplemen vitamin A untuk ibu menyusui dan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Di sisi lain, Menkes juga menekankan aspek promotif berupa sosialisasi bagi ibu hamil dan keluarga untuk meningkatkan pemahaman mencegah stunting.

Sosialiasi mengenai hal ini dilakukan dengan melibatkan PKK, tokoh agama, tokoh masyarakat, RT dan RW serta relawan dan ini diharapkan menjadi gerakan bersama di masyarakat.

Baca Juga: Selesaikan Masalah Stunting, Pemerintah Godok Perpres Baru

Menkes juga memandang pentingnya dukungan kemitraan kolaborasi multisektoral dengan pola pentahelix yakni melibatkan unsur pemerintah, dunia usaha, organisasi masyarakat, LSM, akademisi dan media, sehingga diharapkan terjadi konvergensi baik kebijakan maupun program intervensi yang sejalan dengan strategi nasional untuk pencegahan stunting.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI