Suara.com - Negara China tengah dilanda Kejadian Luar Biasa atau KLB yang disebabkan Norovirus. Norovirus sendiri merupakan virus yang dapat menyebabkan muntaber (muntah dan berak) atau gastroenteritis.
Dikutip Suara.com dari Alodokter.com, gastroenteritis adalah kondisi muntah dan diare akibat infeksi atau peradangan pada dinding saluran pencernaan, terutama lambung dan usus.
Gejala utama gastroenteritis adalah diare dan muntah berkali-kali. Gejala ini akan muncul satu sampai tiga hari setelah seseorang terinfeksi virus. Gejala biasanya berlangsung selama satu sampai dua hari, namun juga bisa berlangsung hingga 10 hari.
Selain muntah dan diare, penderita gastroenteritis atau flu perut juga berisiko mengalami gejala tambahan seperti demam, sakit kepala, mual, tidak nafsu makan, sakit perut, hingga nyeri otot dan sendi.
Baca Juga: Belum Selesai dengan Corona, Kini muncul Norovirus
Seseorang bisa sembuh dengan sendirinya saat mengalami gejala gastroenteritis. Hanya saja ketika mengalami kondisi tertentu, ia harus segera mendapatkan pertolongan pertama ke dokter.
Kondisi tersebut adalah demam hingga di atas 40 derajat celcius, mengalami gejala dehidrasi seperti haus, mulut kering, dan urine pekat, muntah selama lebih dari dua hari atau muntah darah, hingga BAB berdarah.
Selain disebabkan Norovirus, muntaber atau gastroenteritis juga bisa disebabkan oleh jenis virus lain seperti Rotavirus, Adenovirus dan Astrovirus.
Norovirus biasanya menyebar karena makanan yang terkontaminasi virus. Metode penularan lain adalah kontak langsung seperti saat berjabat tangan dengan penderita atau tidak sengaja menghirup cipratan air liur yang keluar saat penderita bersin.
Kebiasaan tidak mencuci tangan setelah buang air atau sebelum makan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gastroenteritis. Oleh karena itu, usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum makan atau setelah beraktivitas di luar ruangan.
Baca Juga: Hati-hati! Selain Covid-19, Ada Norovirus di Indonesia
Selain virus, gastroenteritis juga dapat disebabkan oleh bakteri seperti Campylobacter bacterium; parasit seperti Entamoeba histolytica dan Crystosporidium; obat-obatan tertentu seperti antibiotik, antasida, atau obat kemoterapi; serta logam berat seperti timbal, arsen, atau merkuri, yang terhirup dari udara atau terkandung dalam air mineral.