Harga Vaksin Covid-19 Rp 200 Ribu, Bio Farma: Harga yang Wajar

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 21 Oktober 2020 | 12:45 WIB
Harga Vaksin Covid-19 Rp 200 Ribu, Bio Farma: Harga yang Wajar
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Bio Farma Persero menanggapi kabar terkait harga vaksin Covid-19 yang disebut akan dijual seharga Rp 200.000 perdosis.

Direktur Bio Farma Honesti Basyir menyebut dalam penentuan harga vaksin Covid-19 yang sedang diuji klinis saat ini, pihaknya melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

"Kami bekerja sama dengan BPKP dan LKPP untuk memastikan harga yang diberikan memenuhi harga-harga kewajaran," tutur Honesti dalam dalam siaran melalui Youtube Forum Merdeka Barat 9, Rabu (21/10/2020).

Ia juga meluruskan kabar tentang harga vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang disebut dijual lebih murah di Brasil.

Baca Juga: Januari 2021, Bio Farma Siap Luncurkan 340 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Honesti menyebut Sinovac melalui surat resmi telah membantah kabar tersebut.

"Terkait simpang siur harga di media, bahwa harga di Brasil lebih murah dari Indonesia, kami sudah melakukan verifikasi ke sinovac, dan mereka mengatakan informasi itu tidak berdasar," tutur Honesti.

Dalam penyusunan harga vaksin Covid-19, ia mengatakan ada beberapa elemen yang juga harus diperhitungkan selain harga bahan baku dan biaya impor.

Harga bahan baku sudah memiliki standar ketetapan internasional, pun dengan biaya impor yang diregulasi pemerintah.

Namun, ada faktor investasi yang dikeluarkan oleh Bio Farma dalam melakukan uji klinis yang juga dimasukkan dalam penyusunan harga vaksin.

Baca Juga: Alasan Brasil Uji Vaksin Tuberkulosis untuk Obat Covid-19

"Untuk penyusunan harga vaksin Covid-19 ini, ada faktor investasi yang kita lakukan, seperti untuk uji klinis," tuturnya.

Honesti mengatakan untuk distribusi vaksin, Bio Farma akan bekerja sama dengan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.

Pendistribusian vaksin baru bisa dilakukan ketika uji klinis tahap III yang dilakukan Bio Farma selesai.

"Jadi setelah uji klinis kita selesai, kita registrasikan. Nah pemerintah dalam hal ini Kemenkes punya strategi vaksinasi nasional. Kita bekerja sama demi memastikan vaksinasi bisa menjangkau masyarakat," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI