Hamil Saat Pandemi Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan Bumil?

Rabu, 21 Oktober 2020 | 11:37 WIB
Hamil Saat Pandemi Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan Bumil?
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah orang terinfeksi virus corona Covid-19 terus bertambah. Data terbaru dari Satgas Covid-19 per Selasa, 20 Oktober pukul 12.00 WIB, jumlah infeksi Covid-19 bertambah 3.602 orang. Sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 368.842 orang. 

Penambahan kasus membuat masyarakat was-was dengan ancaman penularan. Terlebih pada ibu hamil yang khawatir akan terinfeksi dan bisa menularkan penyakit yang sama ke janin yang tengah dikandungnya.

Meski begitu, dokter kandungan dr. Ivan Maurits Sp.Og menyampaikan bahwa belum ada penelitian yang membuktikan bahwa bumil yang positif Covid-19 akan menularkan atau membuat kecacatan pada janin. 

"Datanya belum terkumpul banyak untuk menimbulkan kecacatan jika ibu positif Covid-19. Kalau memberikan ASI boleh karena tidak ditularkan melalui ASI. Tapi anak berisiko tertular dari ibu. Jadi WHO menyarankan ibu memakai masker N95 saat menyusui," tutur Ivan saat siaran langsung Instagram bersama Mother & Baby, Selasa (20/10/2020).

Baca Juga: Cara Sederhana Kurangi Stres di Tengah Pandemi

Ivan menyarankan agar ibu hamil tidak perlu merasa cemas berlebih dengan pandemi Covid-19. Terpenting, katanya, minimalisir kontak langsung dengan orang lain jika tidak mendesak. 

Jika pun harus bertemu dengan orang selain anggota keluarga, ia mengingatkan untuk selalu mematuhi 3M protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Pokoknya intinya terapkan 3M. Kedua para ibu hamil gak perlu khawatir dengan tingkat penularan. Karena sama saja dengan yang lain. Tinggal faktor menjaga diri yang sulit. Kalau pakai masker masih sesak padahal masalah kebiasaan saja," tuturnya.

"Pastikan pakai masker tiga lapis atau masker medis. Sekarangkan sudah gak langka lagi masker medis, sudah terjangkau. Saya sarankan pakai masker medis saja kalau ketemu orang. Karena kita gak tahu kebanyakan orang tidak bergejala," tambah Ivan.

Semakin dekat dengan hari melahirkan, Ivan menyarankan agar bumil memerhatikan gejala fisik jika terdapat tanda infeksi vorus corona Covid-19. Hal itu bisa dengan merasakan perubahan pada kesehatan fisik atau langsung melakukan tes Covid-19 di layanan kesehatan terdekat.

Baca Juga: Kisah Roni, Pengrajin Kompor Bertahan di saat Pandemi

Di sisi lain, Ivan juga mengingatkan pentingnya pemeriksaan kehamilan di tengah pandemi Covid-19. "Tetap lakukan kontrol kehamilan terutama pada minggu ke 11-12 juga usia 28 minggu sampai saat akan melahirkan. Tetap harus dipantau," katanya.

Pandemi Covid-19 memang membuat kebanyakan bumil takut datang ke fasilitas kesehatan karena khawatir tertular virus corona. Namun menahan diri untuk tidak kontrol kehamilan, menurut Ivan, justru meningkatkan risiko terjadi operasi darurat. 

Semakin mendekati waktu melahirkan, sebaiknya ibu sudah menentukan tempat untuk melahirkan. Sebab kebanyakan bumil melahirkan lebih cepat dari 40 minggu, sehingga tak jarang tidak terprediksi. 

"Harus direncanakan, karena gak tahu lahirannya kapan. Berdasarkan statistik hanya 4 persen ibu hamil yang lahiran pas usia 40 minggu," ucap Ivan.

Untuk mencegah infeksi, bumil disarankan untuk menjaga asupan nutrisi seimbang termasuk asupan vitamin yang bisa menguatkan imun tubuh dan menangkal Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI