Bikin Kagum, Anak 14 Tahun Temukan Senyawa yang Nonaktifkan Covid-19

Rabu, 21 Oktober 2020 | 09:21 WIB
Bikin Kagum, Anak 14 Tahun Temukan Senyawa yang Nonaktifkan Covid-19
Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berbagai pihak sedang berusaha menghentikan pandemi Covid-19 baik para pengusaha, pemerintah, ilmuwan, hingga dokter.

Bahkan yang menariknya anak berusia 14 Texas juga ikut terlibat, dan berhasil memenangkan kompetisi sains nasional.

Hebatnya, anak bernama Anika Chebrolu asal Frisco ini berhasil menemukan molekul yang bisa mengikat dan berpotensi menonaktifkan virus.

Chebrolu menemukan molekul ini menggunakan permodelan komputer untuk mencari senyawa yang bisa mengikat dan menghentikan lonjakan SARS CoV 2, virus yang menyebabkan sakit Covid-19.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Brasil Akan Pakai Vaksin yang Sama dengan Indonesia

Metode yang dinamakan studi komputasi yang dilakukan Chebrolu ini, sering digunakan para ilmuwan untuk membuat antivirus dan sebagai langkah awal. Harusnya secara teori molekul yang ditemukan anak perempuan itu berhasil mencegah virus menginfeksi sel.

Atas karya dan penemuannya itu, Chebrolu menyabet juara pertama kejuaraan 2020 3M Young Scientist Challenge, salah satu kompetisi sains bergengsi di AS untuk siswa SMA.

"Karena pandemi Covid-19 berdampak sangat parah dan perubahan drastis dunia dalam waktu singkat, saya dengan bantuan mentor saya, mengubah arah penelitian dan menargetkan virus SARS CoV 2," terang Chebrolu, mengutip Live Science, Rabu (21/10/2020).

Dari kompetisi ini Chebrolu berhasil memboyong hadiah 25.000 dollar atau setara Rp 375 juta.

Pihak penyelenggara menghargai kinerja Chebrolu, lantaran menemukan molekul senyawa yang bisa mengikat SARS CoV 2 penyebab sakit Covid-19 bukanlah hal mudah, dan membutuhkan kerja keras.

Baca Juga: Kontak dengan Pasien Covid-19, Presiden Bulgaria Isolasi Mandiri

Chebrolu bercerita bagaimana dirinya memulai penelitian dengan memeriksa 698 juta senyawa dari data base yang didapatkannya.

Deretan senyawa-senywa ini diuji melalui komputer untuk dinilai kemampuan mengikat, menghentikan, struktur molekul, dan bagaimana karakteristik senyawa itu terurai di tubuh manusia, apakah menjadi racun dan sebagainya.

"Setiap skrining mempersempit pencariannya, sampai dia menemukan satu senyawa yang dapat mengikat virus corona dan mencegahnya menginfeksi sel," tutup Chebrolu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI