Studi Cambridge: Berenang di Air Dingin Bisa Tunda Demensia

Rabu, 21 Oktober 2020 | 07:00 WIB
Studi Cambridge: Berenang di Air Dingin Bisa Tunda Demensia
Ilustrasi berenang
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berenang di air dingin dapat menunda penurunan kemampuan neurologis atau neuro-degeneratif seperti demensia. Melansir dari Independent, para peneliti dari Universitas Cambridge menemukan bahwa berenang di air dingin dapat meningkatkan kadar protein "kejutan dingin" (RBM3).

Kadar protein RBM3 ini yang disebut baik untuk melindungi tubuh dari timbulnya demensia. Meski penelitian ini masih dalam tahap awal, namun diharapkan dapat membantu pengobatan demensia di masa mendatang.

Giovanna Mallucci, peneliti utama ini mengatakan protein yang didapat dari berenang di air dingin dapat menunda demensia. Dalam hal ini Profesor Mallucci yang merupakan direktur Pusat Institut Penelitian Demensia Inggris di Universitas Cambridge mengatakan bahwa timnya membandingkan perenang air dingin dengan orang yang melakukan Tai Chi.

"Kami membandingkan dengan sekelompok orang yang melakukan Tai Chi yang tidak kena flu dan tidak mengalami peningkatan kadar protein ini," kata Prof Mallucci kepada para perenang.

Baca Juga: Kekurangan Vitamin B12 Bisa Picu Penyakit Otak, Begini Gejalanya

Ilustrasi berenang. (Shutterstock)
Ilustrasi berenang. (Shutterstock)

"Ini memberitahu kita bahwa dingin menyebabkan peningkatan protein RBM3 pada manusia yang menunjukkan bahwa berenang di air dingin meningkatkan protein pelindung," tambahnya.

Profesor Mallucci mengatakan bahwa manfaat protein RBM3 dalam menunda timbulnya demensia bisa terlihat signifikan pada beberapa tahun ke depan.

"Jika Anda memperlambat kemajuan demensia bahkan beberapa tahun pada seluruh populasi, itu akan memiliki dampak yang sangat besar secara ekonomi dan kesehatan," katanya.

Saat ini ada lebih dari 850.000 orang yang menderita demensia di Inggris dan kondisi tersebut memengaruhi seperenam dari mereka yang berusia di atas 80 tahun. Jumlah orang dengan penyakit degeneratif diperkirakan melebihi satu juta pada tahun 2025.

Baca Juga: Awas, Mudah Marah Bisa Jadi Gejala Awal Demensia Vaskular!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI