Suara.com - Osteoporosis masih menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia. Apalagi penyakit ini merupakan silent disease karena pada umumnya sulit mengenali gejalanya.
Namun, ciri-cirinya membuat penderita mengalami bungkuk pada tubuhnya.
Oleh karena itu perlu diketahui bahwa faktor utama yang meningkatkan risiko osteoporosis adalah faktor makan dan nutrisi yang tak seimbang. Jadi penting bahwa masyarakat juga perlu ketahui takarannya dan tidak berlebihan.
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PB Perosi), Dr dr Fiastuti Witjaksono, MKM MS, SpGK (K) bahwa mengonsumsi makanan dengan kalsium dan protein berlebihan tak dianjurkan.
Baca Juga: Hari Osteoporosis Sedunia, Kenali Tanda dan Gejala 'Penyakit Diam' Ini!
“Jika dikonsumsi berlebihan malah bisa meningkatkan risiko osteoporosis. Dan itu meningkatkan beban asam dalam tubuh dan menyebabkan erosi kalsium untuk menetralkan asam,” ujar dia dalam acara Talkshow ‘Love Your Bones, Protect Your Future’ secara virtual, Selasa (20/10/2020).
Dia juga mengimbau untuk menghindari makanan tinggi garam seperti pizza, kentang goreng, daging beku, dan sup kalengan karena itu memiliki kandungan natrium yang tinggi. Terlalu banyak natrium dalam makanan dapat menyebabkan ekskresi kalsium melalui urin dan keringat.
“Natrium ini dapat mengeluarkan kalsium pada tubuh kita jadi gak ada hubungannya, dan natrium ini berbahaya jika dikonsumsi berlebihan seperti yang ada di bumbu penyedap rasa dan bumbu pengawet,” kata dia.
Tak hanya itu, tidak dianjurkan juga meminum banyak kopi (lebih dari 4-5 cangkir) dalam sehari. Karena asupan harian sekitar 330 mg kafein atau sama dengan 4 cangkir dapat meningkatkan risiko osteoporosis
“Kopi berlebihan tidak boleh, kemudian minuman alkohol serta merokok, kondisi tersebut dikaitkan juga dengan banyak faktor gaya hidup lainnya yang kami anggap tak sehat dan mengakibatkan osteoporosis,” jelasnya.
Baca Juga: Hari Osteoporosis Sedunia, Waspada Pengeroposan Tulang Sejak Usia Muda
Dia menambahkan sayuran nightshade juga sama tidak boleh dikonsumsi berlebihan seperti paprika, tomat dan terong. Meski memang bergizi tetapi dapat menyebabkan peradangan atau membesar-besarkan gejala peradangan pada penyakit yang berhubungan dengan tulang.
Fiastuti juga menerangkan tidak dianjurkan berlebihan konsumsi vitamin A. Karena hal itu, dapat meningkatkan risiko patah tulang pinggul. Bentuk retinol Vitamin A dapat ditemukan dalam makanan seperti hati, kuning telur, produk susu, dan suplemen makanan.
Dirinya pun lebih menyarankan masyarakat untuk mengkonsumsi yogurt, kemudian keju, lalu sumber kalsium dari ikan terutama ikan yang dimakan dengan tulangnya seperti ikan teri dan ikan bandeng yang duri lunak.
Selain itu juga mengkonsumsi tahu dan tempe serta sayuran. Sementara, makanan baik lainnya seperti ikan salmon, hingga jamur. Dan melakukan hidup sehat seperti berolahraga lari serta berjemur di bawah sinar matahari.