Suara.com - Hingga saat ini peneliti masih terus berupaya untuk mencari obat yang efektif untuk menghentikan pandemi Covid-19. Tapi tentu banyak orang bertanya-tanya, meski belum ada obatnya, lantas apa yang diberikan kepada pasien agar kesehatannya tetap terjaga dan bisa tetap sembuh?
Dalam diskusi online Vox Shout - I Will Survive, Kisah Positif dari Wisma Atlet, Hilda Susanti yang merupakan salah seorang penyintas Covid-19 menceritakan pengalamannya serta obat yang diberikan selama ia dirawat di sana.
"Waktu pertama klorokuin selama seminggu dan setiap hari ada vitamin dan obat mual, karena gejala saya tidak ada batuk pilek sesak napas engga cuma mual dan pusing,"ujar Hilda, Rabu, (21/10/2020).
Namun, klorokuin yang diberikan padanya sempat memberikan efek samping Hilda mengeluhkan bahwa ia mengalami mual setelah mengonsumsi obat tersebut. Sehingga ia sempat diberikan obat antimual untuk mengatasi efek samping.
Baca Juga: Lagi, Anak Muda Dituding Jadi Penyebab Peningkatan Kasus Covid-19
"Hari ke kelima, sampai ketujuh drop ga bisa nahan mual ga bisa makan apa - apa, jadi saya cairan cairan aja biar bisa masuk sari kurma saya minum, dan terasa mulut asam, dan serasa tenggorokan kecil ga bisa menerima yg kasar," ujar Hilda.
Untuk tetap memberikan asupan bagi tubuhnya ia akhirnya tetap mengonsumsi cairan seperti sari kurma dan juga susu. Kemudian, ia dipindah ke lantai 21 dan diberikan obat berbeda.
Dalam perawatan itu ia diberikan Avigan. Namun, sebelum mengonsumsinya ia diminta untuk menandatangani surat pernyataan.
"Ini efeknya sama, ini efeknya untuk menyusui dan hamil tidak diperbolehkan, karena saya merasa trauma saya ketakutan ketika mual ada suami, nanti saya sama siapa," kata dia.
Dalam situasi itu kondisi mentalnya sempat jatuh. Namun, berkat semangat dan perawatan yang dijalankan olehnya, kini Hilda bisa pulang dan berkumpul bersama keluarga.
Baca Juga: Tambah 4.267 Orang Hari Ini, Positif Corona di Indonesia Jadi 373.109