Suara.com - Sebuah penelitian dari India menunjukkan bahwa ruang unit perawatan intensif atau ICU yang tidak ber-AC akan lebih melindungi petugas kesehatan dan dokter.
Sebab, para peneliti mengatakan bahwa udara yang mengandung virus corona dari pasien Covid-19 yang dirawat di ICU dapat bertahan dan seiring waktu, viral load atau jumlah virus dapat meningkat.
Sehingga, jika terdapat AC, siapa pun yang berada di ruangan tersebut berisiko tinggi terpapar SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19.
Studi tersebut, yang dilakukan oleh para peneliti dari Institut Sains India di Bengaluru, menyarankan aliran udara yang cepat dan satu arah.
Baca Juga: Libur Panjang Akhir Oktober, Satgas Covid-19: Urungkan Niat Untuk Berlibur
"Kita harus merancang sedemikian rupa," kata penulis studi, dilansir Fox News.
Mereka menyarankan adanya filter udara yang mengandung larutan sabun atau natrium hipoklorit untuk mendisinfeksi udara.
Para penulis mengatakan bahwa sabun terbukti cukup untuk mengatasi H1N1 dan Ebola.
Mereka juga mencatat menjauhkan dokter senior yang berusia di atas 60 tahun dari pasien virus corona akan membantu menjaga petugas kesehatan.
"Wabah saat ini sekali lagi membuat kami menyadari pentingnya petugas kesehatan sebagai sumber daya yang paling berharga dan merupakan prioritas utama untuk menyediakan APD yang efektif serta lingkungan yang aman dan terdesinfeksi," sambung peneliti.
Baca Juga: Diuji Juga di Indonesia, Pengujian Vaksin Covid-19 Sinovac di Brasil Aman
Mereka menyarankan kepada peneliti desain teknik untuk mengerjakan desain yang inovatif dan efektif dalam membuat filter udara mengandung sabun untuk mendisinfeksi udara yang terinfeksi di bangsal ICU.