Angka Infeksi Indonesia Tinggi, Jubir Covid-19 Sebut Berkat Tracing Masif

Selasa, 20 Oktober 2020 | 16:49 WIB
Angka Infeksi Indonesia Tinggi, Jubir Covid-19 Sebut Berkat Tracing Masif
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito / Foto : Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia masih bertengger di urutan pertama sebagai negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di kawasan Asia Tenggara.

Catatan Satgas Penanganan Covid-19, Selasa (20/10/2020) pukul 15.00 WIB total kasus Covid-19 Indonesia mencapai 368.842 orang.

Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia lebih banyak 8.067 dari Filipina yang berada di urutan kedua Asia Tenggara dengan total 360.775 kasus berdasarkan data situs worldometers, di waktu yang sama.

Mirisnya, angka kematian Indonesia dua kali lipat dari Filipina, di mana 6.690 orang di Filipina meninggal dunia akibat Covid-19, sedangkan sudah 12.617 orang meregang nyawa di Indonesia karena Covid-19.

Baca Juga: Videografis: Cara Efektif Mengatur Keuangan saat Pandemi

Melihat fenomena ini, Juru Bicara Satgas Penangan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito membenarkan jika masifnya tes Covid-19 dan kasus yang tidak terkendali di masyarakat bisa jadi sebab peningkatan kasus Covid-19.

"Dua aspek tersebut (tes Covid-19 masif dan laju penularan) dapat memengaruhi peningkatan kasus. Jika testing ditingkatkan maka otomatis akan meningkatkan positivity rate (kasus positif), apakah signifikan atau tidak tergantung dari laju penularan di area tersebut," terang  Wiku kepada Suara.com, Selasa (20/10/2020).

Di sisi lain, Wiku juga mengapresiasi masyarakat Indonesia yang telah mematuhi protokol kesehatan.

"Sejauh ini Satgas sangat mengapreasiasi upaya sungguh-sungguh dari masyarakat baik untuk mematuhi protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun," ungkap Wiku.

Sementara itu, pemerintah berjanji akan terus melakukan aksi 3T untuk memutus rantai penularan, yakni testing, tracing dan treatment.

Baca Juga: Tanggapi Dugaan Covidkan Pasien, RS Ibnu Sina Pekanbaru Buka Suara

Testing meliputi memperbanyak tes Covid-19, tracing penelusuran tertular klaster penularan, dan treatment yakni karantina atau isolasi mereka yang terinfeksi. 3T ini harus jadi garda terdepan pemerintah dalam memutus rantai penularan Covid-19, di samping protokol kesehatan tetap dijalankan untuk mencegah penularan.

"Kami juga apresiasi upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas perawatan untuk mencegah kematian," ujar Wiku.

Penambahan kasus dengan testing masif, kata Wiku, tidak membuat semua pihak berpuas diri. "Penambahan kasus yang ada saat ini dapat terus ditekan, jika kita tidak berpuas diri dan selalu mengoptimalkan upaya pengendalian Covid-19 dengan semangat gotong royong," tutupnya.

Sedangkan untuk jumlah testing, sebelumnya dalam wawancara terpisah Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI)  Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM menyarankan pemerintah melakukan tes Covid-19 dengan target 50.000 hingga 100.000 spesimen per hari.

Menurut Prof. Zubairi, Indonesia baru bisa melakukan tes sebanyak 30.000 hingga 40.000 sehari, dan rata-rata temuan kasus berkisar 10 persen atau 3.000 hingga 4.000 kasus sehari.

Itulah mengapa jika tes spesimen diperbanyak, akan bisa menurunkan laju penularan dan kasus jadi terkendali.

"Usul kalau bisa presiden naikkan targetnya 50.000 tes PCR, nanti akan ketemu sekitar 500.000 hingga 600.000 kasus, tetapi setelah itu penularan tidak cepat lagi," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI