Terbukti, Richard bisa mengoperasikan kursi roda dan bangun setelah 20 menit minum pil yang diberikan dokter. Dokter memutuskan untuk memberikan obat itu karena Richard nampak putus asa.
"Di luar semua ekspektasi, obat tidur ini memiliki efek luar biasa. Setelah minum pil tidur, Richard mulai berbicara, mengenali saudara-saudaranya dan ingin menghubungi ayahnya," jelasnya.
Setelah kejadian itu, dokter menemukan otak Richard telah mati karena kelebihan sensorik. Pil tidur ini mampu membungkam aktivitas otak yang tidak diinginkan, mendapatkan kembali kemampuan bicara dan gerakannya sampai efeknya meredak sekitar 2 jam.
"Pemindaian otak Richard menunjukkan aktivitas berlebihan di bagian otak tertentu. Aktivitas berlebihan ini menyebabkan kebisingan dan entah bagaimana caranya mematikan aktivitas otak yang baik," kata Dr Hisse Arnts di Amsterdam UMC.
Tim peneliti Dr Hisse pun menemukan bahwa pemberian obat tidur ini bisa menekan aktivitas otak berlebihan yang tak diinginkan dan menciptakan ruang untuk berbicara dan bergerak.
Pil tidur itu bisa diberikan sekali sehari selama 5 hari sampai efeknya hilang. Dr Arnts juga mencari tahu seberapa efektif pil tidur menjadi semakin sempit dan kemampuan Richard berbicara juga menurun.
"Penggunaan beberapa dosis zolpidem selama 1 hari tidak menunjukkan perbaikan dalam kondisi klinisnya dan terkadang bisa menyebabkan sedasi," kata Dr Arnts.
Sebelumnya, mutisme akinetik telah diamati pada orang-orang setelah operasi dan biasanya terlihat pada orang dengan infeksi bakteri serta tumor otak tertentu.
Kini, para ahli mencari solusi jangka panjang bisa membantu Richard dan pasien lain dengan jenis cedera otak tertentu untuk tetap sadar sepenuhnya.
Baca Juga: Studi: CBD Bisa Bantu Kurangi Kerusakan Paru-paru Akibat Virus Corona