Rumah Sakit Penuh, Polandia Gunakan Stadion Nasional Jadi RS Darurat

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 19 Oktober 2020 | 19:05 WIB
Rumah Sakit Penuh, Polandia Gunakan Stadion Nasional Jadi RS Darurat
Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penuhnya rumah sakit oleh pasien COVID-19 membuat pemerintah Polandia memutar otak demi memenuhi kebutuhan tempat tidur.

Dilansir ANTARA, Polandia berencana membuka rumah sakit sementara di stadion nasional di Warsawa karena menghadapi lonjakan kasus virus corona dan sistem kesehatan yang kewalahan.

Polandia telah mencatat rekor baru dalam kasus harian dan kematian dalam beberapa minggu terakhir. Para dokter melaporkan kekurangan personel, tempat tidur rumah sakit, dan peralatan.

"Pada Sabtu, perdana menteri memerintahkan persiapan rumah sakit sementara pertama, yang akan berlokasi di stadion nasional," kata Michal Dworczyk, kepala staf perdana menteri, yang bertanggung jawab atas proyek tersebut, kepada radio Zet.

Baca Juga: Oksida Nitrat Disebut-sebut Bisa Mengobati Pasien Covid-19, Apa Itu?

Rumah sakit itu, yang didirikan di ruang konferensi stadion, akan menyediakan tempat tidur bagi 500 pasien COVID-19 dan mungkin menambah 1.000 tempat tidur lagi.

Sejumlah tempat tidur pertama kemungkinan besar sudah akan tersedia minggu ini.

Dworczyk mengatakan daerah-daerah lain juga sedang berupaya membuat rumah sakit sementara.

Ia mengatakan pemerintah tidak berencana untuk menutup tempat-tempat pemakaman maupun menghentikan orang untuk melakukan perjalanan seluruh negeri pada dan sekitar 1 November.

Jutaan warga Polandia sekitar 1 November biasanya mengunjungi makam keluarga dalam rangka merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus.

Baca Juga: Kabar Baik! Pasien Covid-19 Sembuh di Aceh Besar Jadi 945 Orang

Awal pekan ini, pemerintah mendesak masyarakat agar tinggal di rumah.

Pemerintah juga menetapkan bahwa pusat kebugaran dan kolam renang harus ditutup, jam buka restoran dibatasi, dan universitas serta sekolah menengah melakukan proses belajar-mengajar jarak jauh.

Pemerintah mengatakan sedang mencoba menghindari penguncian total, namun para ahli mengatakan karantina total mungkin tidak terhindarkan jika situasinya menjadi kritis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI