Suara.com - Menciptakan herd immunity menjadi salah satu cara untuk bisa menghentikan pandemi virus corona. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Achmad Yurianto memastikan pihaknya membutuhkan banyak dosis vaksin untuk herd immunity masyarakat.
“Pemerintah tengah berupaya terus mencegah penyebaran Covid-19 dengan melakukan yang terbaik untuk masyarakat, salah satunya pemberian vaksin,” ujar Yuri dalam keterangannya secara virtual, Senin (19/10/2020).
Namun, kata dia untuk mencapai herd immunity tidak harus 100 persen masyarakat disuntik vaksin. Lantaran cukup di kisaran 70 persen sudah pasti bisa menekan penyebaran Virus Covid-19.
“Dasar ini yang kita pakai ada sekitar 160 juta orang. Apabila kemudian menggunakan sinovac yang harus dua kali suntik, artinya 2 x 160 juta orang maka pemerintah membutuhkan 320 juta dosis,” jelasnya.
Baca Juga: Ahli Biologi Molekuler: Pemerintah Jangan Terlalu Mengandalkan Vaksin Covid
Sementara, dalam pencarian vaksin ini, menurut Yuri bahwa pihaknya bersama seluruh sektor yang terlibat dalam penanganan Covid-19, termasuk Majelis Ulama Indonesia, dan BPOM sudah bertemu dengan produsen vaksin yang sudah selesai uji klinis fase 3.
Pertama vaksin sinovac. Perusahaan ini sudah selesai uji klinis fase 3 di beberapa tempat, yakni di Brasil, dan China. Dari karakteristik vaksin dilakukan pada 1 orang disuntik 2 kali vaksin dasar dan 14 hari kemudian diberikan booster.
“Sinovac sudah memberikan komitmen untuk memberikan kepada Indonesia untuk membeli vaksin yang sudah jadi sebanyak 2 kali pengiriman. Rencana awal di November sebanyak 1,5 juta vaksin. Kemudian di Desember 1,5 juta vaksin,” bebernya.
Kedua, Sinopharm, yang juga sudah menyelesaikan uji klinis fase 3 di beberapa tempat, termasuk di Uni Emirat Arab dan Turki, di samping di China sendiri. Vaksin tersebut digunakan oleh tenaga kesehatan di China dan sudah keluar izin Emergency Use Authorization (EUA) dari otoritas kesehatan China.
Sinopharm juga harus disuntikkan dua kali kepada satu orang. Untuk komitmennya, Sinopharm pada Desember akan mengirimkan 15 juta dosis, sehingga jika disuntikkan dua kali bisa digunakan oleh 7,5 juta orang.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Tetap Wajibkan Protokol Kesehatan Pasca Vaksinasi
Kemudian, dari Cansino juga sudah selesai uji klinis fase 3 di China. Sementara di Kanada, Arab Saudi, dan beberapa negara lain vaksin tersebut juga sudah mendapatkan EUA dan sudah digunakan untuk tentara China.
Cansino sendiri mengeluarkan vaksin satu dosis, yang hanya sekali suntik terhadap satu orang, karena platformnya berbeda. “Kalau Sinopharm dan Sinovac menggunakan virus yang tidak diaktifkan, sedangkan Cansino adalah format yang lain sehingga bisa single dose,” ucap dia.
Sementara dalam komitmennya, Cansino menyanggupi 100.000 dosis. Sehingga pada November dan Desember pemerintah sudah mendapatkan kepastian akan memberikan vaksinasi kepada 9,1 juta orang secara gratis yang menggunakan dana APBN
Pemberian vaksin itu terkhusus untuk tenaga medis lebih dulu. Kemudian, dilanjutkan kelompok pegawai pelayanan publik seperti Satpol PP, Polri, TNI. Serta, pelayanan publik lain misalnya pegawai yang memberikan layanan terhadap pengguna jasa bandara, stasiun, dan pelabuhan.