Hasrat Seks Wanita Turun, Apakah Pasangan Perlu Curiga?

Senin, 19 Oktober 2020 | 12:50 WIB
Hasrat Seks Wanita Turun, Apakah Pasangan Perlu Curiga?
Ilustrasi hasrat perempuan turun (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wanita dengan libido rendah dapat mengonsumsi pil yang dapat meningkatkan kehidupan seksual mereka. BPOM AS (FDA) telah menyetujui obat flibanserin, yang disebut dapat meningkatkan hasrat wanita.

Tidak seperti Viagra, obat ini bekerja dengan meningkatkan kadar domapin dan serotonin otak.

Namun, hasrat seksual adalah hal yang rumit. Beberapa ahli bahkan tidak yakin 'viagra' untuk wanita ini efektif.

"Saya skeptis (tentang flibanserin) sebagai seorang profesional dan sebagai seorang wanita. Libido pria dan wanita sangat kompleks, dan tidak akan bisa diatasi dengan pil," kata Dr. Elizabeth Kavaler, seorang ahli urologi di Lenox Hill Hospital di New York City.

Ada banyak hal yang dapat memadam hasrat wanita untuk berhubungan seks, kata Kavaler. Baik karena faktor psikologis, seperti harga diri dan kesehatan mental, hingga faktor fisik, seperti kadar hormon.

Ilustrasi pasangan. (Sumber: Shutterstock)
Hasrat wanita menurun (Sumber: Shutterstock)

Faktanya, para peneliti telah melakukan lusinan penelitian yang mengeksplorasi banyak alasan mengapa seorang wanita mungkin tidak ingin berhubungan seks. Berikut adalah lima alasan yang mereka temukan, dilansir Live Science:

1. Penyakit tertentu

Beberapa penelitian telah mengeksplorasi hubungan antara seks dan nyeri pada wanita.

Pada wanita, ada istilah dispareunia, suatu kondisi yang menyebabkan nyeri genital berulang selama hubungan seksual dan diperkirakan memengaruhi 8 hingga 21 persen wanita di seluruh dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Lama Tak Berhubungan Intim, Pria Ini Cabuli Anak di Bawah Umur Belasan Kali

Satu studi tentang kondisi ini menemukan wanita dengan dispareunia memiliki pikiran tentang rasa sakit yang dapat dengan mudah diaktifkan, kata Lea Thaler, peneliti studi dari University of Nevada, Las Vegas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI